Warga Indramayu Mulai Pilah Sampah dari Rumah, ISWMP Dorong Perubahan Menyeluruh dari Hulu ke Hilir
Persoalan sampah di Indramayu memasuki tahap krusial. Dengan hanya mengandalkan satu TPA di Pecuk, beban operasional terus meningkat
Editor:
Dodi Esvandi
“Saya sangat mengapresiasi program ISWMP dan mendukung sepenuhnya. Masalah sampah sudah menjadi isu nasional, dan saya berharap dengan hadirnya PPAM, masyarakat sadar dan mampu memilah sampah dari sumbernya, yaitu dari rumah,” ujarnya.
Ia menambahkan, “PPAM sangat baik untuk mendukung Indramayu sebagai kota bebas sampah. Dengan sinergi antara pemerintah, duta pilah sampah, dan masyarakat, saya yakin program ini bisa menjadi model inspiratif bagi wilayah lain.”
Pernyataan ini menegaskan bahwa pengelolaan sampah berbasis masyarakat bukan sekadar urusan teknis, melainkan bagian dari transformasi sosial dan budaya.
Jembangan Jaya membuktikan bahwa dengan edukasi dan pendampingan yang tepat, perubahan perilaku bukan hal yang mustahil.
Baca juga: Bandung Dorong Pemilahan Sampah dari Sumber, Empat RT Jadi Percontohan Program ISWMP
ISWMP: Mendorong Reformasi Menyeluruh dalam Pengelolaan Sampah
ISWMP tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga menyasar penataan kelembagaan, regulasi, pembiayaan, dan perubahan perilaku masyarakat.
Program ini merupakan kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Indramayu, Kementerian PUPR, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kesehatan, dan Bank Dunia sebagai pemberi pinjaman.
Lima pilar utama ISWMP di Indramayu meliputi:
- Penyusunan dan penguatan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah (RISPS) serta regulasi daerah.
- Peningkatan peran aktif masyarakat dan pemerintah daerah.
- Penguatan kelembagaan pengelolaan sampah.
- Pengembangan mekanisme pendanaan dan sistem retribusi.
- Perencanaan pembangunan fasilitas pengolahan sampah berteknologi tinggi.
Kelima pilar ini saling menopang. RISPS menjadi kompas strategis jangka panjang, regulasi menjadi landasan hukum, dan kelembagaan yang kuat menjadi fondasi operasional.
Kementerian Dalam Negeri turut memfasilitasi pembentukan unit pengelola sampah di daerah serta penetapan dasar hukum retribusi layanan.
Keberlanjutan program juga bergantung pada skema pembiayaan yang tepat.
ISWMP mendampingi pemerintah daerah dalam merancang model pembiayaan yang realistis dan berkelanjutan, termasuk simulasi tarif retribusi yang disesuaikan dengan kemampuan masyarakat.
Dengan pendekatan menyeluruh ini, ISWMP diharapkan menjadi titik balik pengelolaan sampah di Indramayu.
Bupati Lucky Hakim menyebut program ini sebagai “hadiah besar dari Kementerian PUPR” dan terobosan luar biasa dalam penanganan sampah.
Baca juga: Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol: Pengurangan Sampah Harus Dimulai dari Hulu
Menuju Sistem yang Bisa Direplikasi
Keberhasilan pilot project di Jembangan Jaya menunjukkan bahwa perubahan perilaku masyarakat adalah fondasi utama sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Melalui edukasi berkesinambungan, pendampingan kader lingkungan, dan dukungan pemerintah, warga mulai terbiasa memilah sampah dari rumah.
Pilot Project Pilah Sampah di Kabupaten Bandung, Anak Muda Jadi Motor Penggerak Perubahan Lingkungan |
![]() |
---|
Dugaan Korupsi Tunjangan Rumah DPRD Indramayu Rp16,8 Miliar, 29 Orang Sudah Diperiksa Kejati Jabar |
![]() |
---|
Depok Dorong Warga Ubah Kebiasaan, Mulai Pilah Sampah dari Rumah |
![]() |
---|
Hijaukan Cianjur dari Rumah, Warga Sawahgede Jadi Pelopor Pilah Sampah Lewat Program ISWMP |
![]() |
---|
Membangun Budaya Pilah Sampah dari Rumah: Cerita Perubahan dari RT 19 Bagendung Kota Cilegon |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.