Jumat, 3 Oktober 2025

Mushola Ambruk di Sidoarjo

Tim SAR Kerahkan Crane Angkat Material Reruntuhan di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

Tim SAR gabungan mulai mengerahkan alat berat berupa crane memindahkan material reruntuhan dari bagian atas reruntuhan bangunan.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Erik S
HO/Basarnas
EVAKUASI PESANTREN -Operasi SAR korban runtuhnya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Kamis (2/10/2025) 

TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO- Operasi SAR korban runtuhnya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, memasuki hari keempat pada Kamis (2/10/2025).

Tim SAR gabungan mulai mengerahkan alat berat berupa crane memindahkan material reruntuhan dari bagian atas reruntuhan bangunan.

SAR Mission Coordinator (SMC) Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo menjelaskan, penggunaan crane dilakukan setelah tim rescue Basarnas melaksanakan rangkaian penilaian sebanyak tiga fase, pada Rabu (1/10/2025) malam.

Baca juga: Kisah Taufan Bertahan Hidup 3 Hari Terjebak Reruntuhan Musala di Sidoarjo: Saya Yakin Bisa Hidup

Pada fase pertama, tim melakukan pengecekan tanda-tanda kehidupan di Site A1, A2, dan A3 dengan cara memanggil korban secara bergantian. Namun hasilnya nihil.

Fase kedua dilanjutkan dengan penggunaan search camera yang menjangkau celah hingga kedalaman lima meter. Hasilnya, juga tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan.

Kemudian, fase ketiga dilakukan dengan wall scan suffer 400 untuk mendeteksi keberadaan orang di balik reruntuhan dinding beton. Hasil pemeriksaan tidak menemukan adanya tanda napas maupun denyut nadi.

Tak berhenti di situ, tim rescue Basarnas beralih menggunakan multi search seismic scanner

Peralatan ini berfungsi menangkap getaran dan suara kecil dari dalam reruntuhan untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya korban hidup.

"Selama proses assessment (penilaian) dan reassessment, area lokasi reruntuhan disterilisasi agar tidak ada suara tambahan yang memengaruhi hasil deteksi," kata Bramantyo melalui keterangan tertulis, Kamis (2/10/2025).

Baca juga: Hari ke-4 Musala di Sidoarjo Jatim Ambruk, BNPB Mengatakan Tidak Ada Lagi Tanda Kehidupan

Secara paralel, tim BNPB juga mengerahkan drone thermal untuk memperluas pencarian tanda-tanda kehidupan dari udara.

Setelah seluruh tahapan memastikan tidak ada respons korban dari balik reruntuhan, tim SAR gabungan bersama pihak keluarga sepakat untuk memulai proses pemindahan material dengan crane. 

"Upaya ini dilakukan secara bertahap agar tetap menjaga keselamatan tim di lapangan," katanya.

Selain membersihkan material di bagian atas, tim SAR gabungan bersama pihak terkait juga memasang shoring atau penyangga di titik rawan. 

Baca juga: Tak Ada Lagi Tanda-tanda Kehidupan dari Bawah Reruntuhan Bangunan Pesantren Al Khoziny Sidoarjo

Shoring ini digunakan untuk menjaga kestabilan reruntuhan saat proses pembersihan dilakukan.

Operasi SAR ini melibatkan ratusan personel dari berbagai instansi. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved