Jumat, 10 Oktober 2025

Warga Langkat Tewas Dianiaya di Kamboja, Keluarga Butuh Rp130 Juta untuk Pulangkan Jasad

WNI asal Langkat, Argo Prasetyo tewas dianiaya di Kamboja. Keluarga butuh Rp130 juta untuk memulangkan jenazah ke Indonesia.

Editor: Glery Lazuardi
TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD ANIL RASYID
Keluarga besar almarhum Argo Prasetyo di Langkat, Sumatera Utara, hanya bisa menatap foto sang abang yang tewas dianiaya di Kamboja. Jenazah Argo masih tertahan di Phnom Penh karena kendala biaya pemulangan mencapai Rp130 juta. 

TRIBUNNEWS.COM - WNI asal Langkat, Sumatera Utara, Argo Prasetyo meninggal dunia secara tragis di Kamboja akibat penganiayaan

Jenazahnya masih tertahan di Phnom Penh karena kendala biaya pemulangan.

Argo Prasetyo berangkat ke Kamboja pada April 2024 tanpa pamit kepada keluarga, dan sempat bekerja di sebuah restoran. Argo diduga bekerja di kantor scam di Kamboja, bukan restoran seperti yang awalnya diklaim.

Keluarga tidak mengetahui detail perusahaan tempat Argo bekerja, dan keberangkatannya ke Kamboja dilakukan secara ilegal.

Sejak awal 2025, Komunikasi Argo Prasetyo dengan keluarga mulai jarang sejak awal 2025. Terakhir kontak terjadi pada 15 September 2025, saat Argo meminta uang makan Rp500 ribu.

Pada 29 September 2025, keluarga menerima foto Argo dalam kondisi lebam dan tak berdaya dari seorang warga Vietnam. Berselang satu hari kemudian, Argo yang dirawat di Syavrieng Provincial Hospital meninggal dunia.

Adik korban, Ega Prasetya, mengatakan upaya pemulangan terkendala biaya.

"Alhamdulillah, sudah ada jawaban dari Pak Ichwan, pihak KBRI. Tadi saya menanyakan soal biaya, diperkirakan kurang lebih biayanya 8.500 dolar AS, jika dirupiahkan sekitar Rp130 juta," ujar Ega, Jumat (10/10/2025).

"Saya menanyakan langsung dari rumah duka, tempat penyimpanan jenazah almarhum Bang Argo," sambungnya.

Ega menjelaskan, untuk biaya pemulangan jenazah abangnya, keluarga masih mengumpulkan uang.

"Jujur, Bang, itu uang yang sangat banyak. Dan ini kami juga sudah membuka donasi. Semoga ada orang-orang baik di luar sana yang membantu kami agar mempercepat proses pemulangan almarhum Bang Argo," kata Ega.

Diketahui Argo merupakan anak paling besar dari empat bersaudara.

Sebelum berangkat ke Kamboja, Argo bekerja di Alfamart, cuma sudah resain.

Saat ini, keluarga masih berusaha dan sudah menghubungi KBRI, BP3MI, BP2MI, serta membuat laporan agar jenazah Argo diproses untuk dibawa pulang ke tanah air.

"Tapi, responsnya kami hanya terus disuruh menunggu hingga hari keempat meninggal dunia abang saya," kata Ega.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved