Selasa, 28 Oktober 2025

Gelar Operasi Modifikasi Cuaca, BNPB Alihkan Hujan dari Kota Semarang ke Hulu Sungai

BNPB gelar OMC 5 hari di Semarang, alihkan hujan dari kota tergenang ke hulu sungai.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Glery Lazuardi
Dokumentasi BNPB
Operasi Modifikasi Cuaca - Pesawat BNPB tebar bahan semai di langit Semarang. Operasi cuaca digelar 5 hari alihkan hujan. 

"Selain itu, OMC juga difokuskan untuk mengatur agar hujan tidak turun di wilayah Kota Semarang yang saat ini masih dilakukan penyedotan genangan banjir," kata dia.

"Dengan mengalihkan hujan ke lokasi yang lebih aman, BNPB berharap debit air sungai dapat berkurang secara bertahap, memberi waktu bagi tim lapangan untuk melakukan penyedotan banjir dan penguatan tanggul," lanjutnya.

Aam menjelaskan dalam OMC tersebut, BNPB bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), TNI AU, serta BPBD Provinsi Jawa Tengah.

Ia menjelaskan tim meteorolog memantau peta awan dari ruang kendali, menentukan waktu dan ketinggian semai paling tepat.

Sedangkan pilot mengendalikan pesawat mencari posisi bibit awan hujan, lalu menaburkan bahan semai yang akan bereaksi dengan uap air di atmosfer.

BMKG, kata dia, memprediksi curah hujan tinggi di wilayah Jawa Tengah masih akan berlangsung hingga awal November karena dipengaruhi oleh aktifnya fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby ekuatorial. 

Artinya, lanjut dia, ancaman genangan masih ada, bahkan ketika OMC dilakukan.

"OMC ini akan berlangsung selama tiga hingga lima hari, tergantung pada hasil evaluasi harian. Setiap penerbangan menjadi satu siklus percobaan dan menentukan apakah awan yang disemai menghasilkan hujan di titik yang diinginkan," kata Aam.

"Data satelit dan radar cuaca menjadi panduan utama dalam setiap keputusan," lanjutnya.

Puluhan Ribu Jiwa Terdampak 

Berdasarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang mengguyur sejak pertengahan pekan ini menjadi pemicu utama banjir di wilayah perkotaan. 

Selain itu, sistem drainase yang tidak mampu menampung debit air hujan membuat aliran air meluap ke permukiman. 

Kondisi itu juga diperparah oleh luapan Sungai Tenggang yang melintas di kawasan padat penduduk.

Akibatnya, genangan muncul di sejumlah titik kota di antaranya di Bangetayu Kulon, dengan ketinggian air mencapai 20 hingga 50 sentimeter. 

Kemudian di Banjardowo, Gebangsari, dan Genuksari, genangan rata-rata 15 sampai 60 sentimeter. 

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved