Berita Viral
Viral Gumpalan 'Awan' Hitam Melayang di Langit Subang, BMKG dan DLH Jabar Beri Penjelasan
Video yang memperlihatkan sebuah gumpalan hitam menyerupai awan di langit Subang, Jawa Barat, viral di media sosial.
Ringkasan Berita:
- Video sebuah gumpalan hitam menyerupai awan di langit Subang, Jawa Barat, viral di media sosial.
- Ada yang berpendapat gumpalan hitam itu adalah awan kinton, ada pula yang menilai itu adalah busa dari aktivitas manusia.
- Namun, hasil kajian awal dari aspek meteorologi, fenomena itu tak masuk dalam kejadian alam.
TRIBUNNEWS.COM - Video yang memperlihatkan sebuah gumpalan hitam menyerupai awan di langit Kabupaten Subang, Jawa Barat, viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, tampak gumpalan hitam itu jatuh di sebuah lahan kosong dekat area permukiman warga di Kecamatan Patokbeusi, Subang.
Ada yang menduga gumpalan hitam itu adalah awan kinton. Awan kinton adalah awan terbang yang muncul dalam animasi Jepang, Dragon Ball.
Namun, ada yang menyebut juga gumpalan itu adalah busa dari aktivitas perindustrian.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews, video gumpalan hitam itu diunggah oleh salah satu akun Instagram, @andreli_48.
"Terjadi sebuah fenomena, warga subang dihebohkan dengan jatuhnya benda yang berupa gumpalan hitam, ada yang menduga ini adalah awan kinton, dan adapula yang berspekulasi bahwa ini adalah limbah SPITENG," tulisnya.
Unggahan tersebut menuai sejumlah komentar dan reaksi dari warganet.
Hingga berita ini ditulis, Rabu (29/10/2025), video tersebut telah dilihat lebih dari 90 ribu kali.
Penjelasan BMKG Jabar
Ketika merespons hal tersebut, Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu, memberikan mengungkapkan hasil kajian terkait kemunculan gumpalan hitam di Subang.
Menurut Rahayu, berdasarkan hasil kajian awal dari aspek meteorologi, fenomena itu tak masuk dalam kejadian alam yang disebabkan oleh proses cuaca, awan, atau aktivitas atmosfer lainnya.
"Secara ilmiah, awan terbentuk dari proses kondensasi uap air di atmosfer dengan pola ketinggian dan karakteristik tertentu yang bisa diidentifikasi citra satelit dan radar cuaca BMKG," kata Rahayu dalam keterangan resmi, Rabu (29/10/2025), dilansir TribunJabar.id.
Baca juga: Fenomena Langka! Nyamuk Ditemukan di Negeri Es, Sinyal Bahaya Pemanasan Global
Rahayu menjelaskan kondisi cuaca di wilayah Subang pada 27 Oktober, secara umum berawan pagi harinya dan sore terpantau adanya awan hujan di sebagian wilayah Subang bagian selatan.
Kemudian, cuaca Subang secara umum berawan tebal hingga hujan ringan sejak pagi sampai sore.
Kondisi angin pada 27 Oktober itu, berdasarkan alat pengamatan terdekat (AWS Sukamandi) angin bertiup dominan dari timur-selatan dengan kecepatan maksimum 26,1 kilometer per jam.
Sementara itu, pada 28 Oktober 2025, angin di wilayah Subang didominasi arah timur hingga selatan dengan kecepatan maksimum 13,3 km per jam.
Gumpalan Hitam Kemungkinan Berasal dari Aktivitas di Bumi
Rahayu menduga fenomena yang tampak berupa gumpalan hitam itu, kemungkinan berasal dari aktivitas di permukaan bumi. Seperti proses industri, reaksi kimia limbah, atau aktivitas manusia lainnya.
Sehingga, aktivitas itu menyebabkan terbentuknya busa atau material ringan yang kemudian terangkat oleh angin.
"Namun, untuk memastikan sumber serta kandungan materialnya, disarankan agar dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh instansi terkait, seperti dinas Lingkungan hidup (DLH) atau BPBD setempat," ungkapnya.
Di sisi lain, BMKG Jabar terus memantau kondisi cuaca dan atmosfer di wilayah Subang dan memberikan dukungan jika diperlukan kajian lebih lanjut.
Kata DLH Jabar
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jawa Barat, Ai Saadiyah Dwidaningsih, mengungkapkan pihaknya belum menerima laporan resmi terkait kejadian gumpalan hitam yang jatuh di area Subang.
Meski demikian, Ai menegaskan Dinas LH Jabar segera menelusuri untuk memastikan asal muasal busa hitam itu.
"Kami tindak lanjuti," katanya saat dihubungi melalui aplikasi pesan WhatsApp pada Selasa (28/10/2025), dilansir Kompas.com.
Ai mengungkapkan, busa limbah dalam jumlah besar dapat terbang bila tertiup angin kencang, mengingat massa jenisnya yang ringan.
Jadi, mungkin gumpalan itu adalah busa.
"Bisa jadi kemungkinan ketika busa ditimbulkan ada angin bertiup cukup kuat sehingga bisa menerbangkan busa," lanjut Ai.
Baca juga: 5 Fakta Viral Penjual Bakso Babi di Bantul: Ada Sejak 1990, Susah usai Dipasang Spanduk Nonhalal
Jika terbukti ada industri yang lalai dalam pengelolaan limbah, Ai pun menegaskan pihaknya akan menjatuhkan sanksi sesuai ketentuan Permen LH 14/2024.
Sebagai langkah antisipasi, warga diimbau agar tidak menyentuh busa tersebut. Sebab, perlu dicek dan dibuktikan apakah betul mengandung bahaya atau B3, perlu uji laboratorium untuk membuktikannya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Ramai soal Gumpalan Hitam Melayang di Subang, Begini Kata BMKG
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, TribunJabar.id/Muhamad Nandri Prilatama, Kompas.com)
Berita Viral
| 5 Populer Regional: Viral Penjual Bakso Babi di Bantul - Klarifikasi Guru Wonosobo Dituduh Pelakor |
|---|
| Penjelasan MUI soal Warung Bakso Babi di Bantul Dipasangi Spanduk Nonhalal: agar Warga Tak Terjebak |
|---|
| Nasib TKS, Mahasiswi UNS Penerima KIP yang Viral Dugem di Klub Malam, Beasiswanya Resmi Dicabut |
|---|
| Penjual Bakso Babi di Bantul Pernah Ditegur Ketua RT, Pasang Keterangan Nonhalal tapi Tulisan Kecil |
|---|
| Viral, Iwan Fals Kaget Rocky Gerung Plesetkan Lagunya: Anak Sekecil Itu Disuruh Jadi Wapres |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.