Walhi Soroti Proyek Jalan Trans Halmahera yang Lintasi Pertambangan Nikel, Ini Kata Gubernur Sherly
Jalan Trans Halmahera yang direncanakan menghubungkan Sofifi hingga Desa Ekor di Halmahera Timur lalu diteruskan ke Kobe yang ada di Halmahera Tengah.
Ia mengungkapkan, sebelumnya sekitar delapan kilometer jalan dari Ekor menuju Kobe telah dikerjakan oleh Pemerintah Kabupaten Halmahera Timur.
"Untuk itu Pemprov Malut akan memulai pekerjaan di kilometer 9 dengan panjang sekitar 10 sampai 15 kilometer,” kata Sherly saat diwawancarai di Bella Hotel Ternate pada Senin (15/9/2025) LALU, dikutip dari Tribun Ternate.
Lebih lanjut, Sherly mengatakan Kabupaten Halteng akan melanjutkan pembangunan dari arah Kobe menuju Ekor, sehingga pengerjaan kedua wilayah akan bertemu di tengah.
"Untuk Halteng, saya tidak tahu apakah anggarannya dimasukkan pada APBD Perubahan atau APBD Induk 2026. Tapi untuk provinsi, kita sudah dianggarkan di APBD-P mulai dari buka jalan sampai ke sertu," jelasnya.
Baca juga: Gubernur Sherly Lapor ke Purbaya soal TKD Maluku Utara, Minta Tak Dipangkas: Kami Janji Pembangunan
Terkait kebutuhan dokumen lingkungan, ia mengakui proyek ini kemungkinan besar memerlukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). "Kayaknya butuh Amdal, seharusnya memang butuh, tapi secara teknis saya tidak tahu. Yang pasti, lahannya harus sudah clear and clean baru bisa dikerjakan," terangnya.
Sherly menegaskan pekerjaan dimulai September sesuai penetapan APBD-P. Namun masih menunggu pengunggahan aplikasi SIRUP, dan tender dilaksanakan pada Oktober.
"Untuk anggarannya kecil saja, mungkin sekitar Rp20 miliar. Jadi kemungkinan hanya sebatas buka jalan karena sudah mendekati akhir tahun," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul 'Walhi Minta Presiden Prabowo Evaluasi Proyek Trans Halmahera yang Untungkan Oligarki'
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.