Pakubuwana XIII Meninggal Dunia
Tata Cara Pemakaman Raja Solo PB XIII, Diberangkatkan dari Loji Gandrung ke Imogiri Rabu Legi
Proses pemakaman Pakubuwana XIII akan dilaksanakan dengan upacara adat khusus di Keraton Kasunanan Surakarta ke Makam Raja Imogiri
Ringkasan Berita:
- Raja Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo, Sri Susuhunan Pakubuwana XIII, meninggal dunia, Minggu (2/11/2025).
- Jenazah Pakubuwana XIII akan dimakamkan di Kompleks Malam Raja-raja Mataram, Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (5/10/2025).
- Proses pemakaman Pakubuwana XIII akan dilaksanakan dengan upacara adat khusus di Keraton Kasunanan Surakarta.
TRIBUNNEWS.COM - Raja Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo, Sri Susuhunan Pakubuwana (PB) XIII, meninggal dunia, Minggu (2/11/2025).
Pakubuwana XIII menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Indriati, Solo Baru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, sekira pukul 07.30 WIB.
Raja Keraton Solo meninggal dunia pada usia 77 tahun setelah mengalami komplikasi sejumlah penyakit.
Jenazah Pakubuwana XIII akan dimakamkan di Kompleks Makam Raja-raja Mataram, Imogiri, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (5/10/2025).
Sebagai seorang raja, proses pemakaman Pakubuwana XIII akan dilaksanakan dengan upacara adat khusus di Keraton Kasunanan Surakarta.
1. Rukti Jenazah
Sebelum disemayamkan, jenazah Pakubuwana XIII menjalani rukti jenazah di Masjid Pujosono, kompleks Keraton Solo.
Rukti jenazah merupakan proses pengurusan jenazah menurut syariat Islam, meliputi memandikan, mengafani, menyalatkan, dan menguburkan.
“Setelah itu dipacaki, kemudian disalatkan di Masjid Pujosono,” kata Pegiat Sejarah, R Surojo, Minggu (2/11/2025), dikutip dari TribunSolo.com.
2. Disemayamkan di Masjid Pujosono
Setelah dilakukan rukti, jenazah Pakubuwono XIII akan dimasukkan peti sekira pukul 18.00 WIB dan disemayamkan di Masjid Pujosono.
Baca juga: Siapa Pengganti Pakubuwono XIII? Ini Proses Penentuan dan Sosok-Sosok Calon Raja Solo
Adapun masyarakat bisa bertakziah mulai Minggu malam.
“Akan kita buka di Masjid Pujosono mulai besok pagi. Ini jam enam baru kita masukkan ke peti, sekarang lagi disucikan."
"Nanti malam (Minggu malam) bisa takziyah, atau besok pagi (Senin, 3 November 2025) sekalian,” kata adik kandung Pakubuwono XIII, GKR Wandansari Koes Moertiyah.
Sebagai Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta, ia memastikan seluruh prosesi adat akan dijalankan hingga Sinuhun dimakamkan di Kompleks Makam Raja-raja Mataram di Imogiri.
“Hari ini kehendak Allah sudah dikersakke, Sinuhun harus kembali ke hadapan-Nya."
"Saya sebagai Panghageng Sasana Wilopo dan Ketua LDA harus mempersiapkan seluruh tata cara upacara pemakaman Sinuhun,” jelas dia.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan bebadan penghageng dan Sentana Dalem terkait semua kebutuhan prosesi adat.
Mulai dari urutan upacara, pengiring, hingga petugas pembawa jenazah.
3. Disemayakam di Bangsal Maligi
Sebelum dimakamkan, jenazah Raja Keraton Solo akan disemayamkan di Bangsal Maligi, satu di antara bangunan penting di Kompleks Keraton Kasunanan Surakarta.
“Sebelum ke Imogiri di belakang pendopo utama itu,” ujar salah satu kerabat keraton, KPH Eddy Wirabhumi, kepada TribunSolo.com, Minggu.
Bangsal Maligi terletak di bagian belakang Sasana Sewaka, tepat di belakang pendopo utama Keraton Surakarta.
Bangunan ini memiliki fungsi sakral, terutama sebagai tempat penyimpanan atau persemayaman sementara bagi raja atau keluarga keraton yang meninggal dunia sebelum dimakamkan.
Area ini termasuk kawasan dalam yang tidak sembarang orang dapat memasukinya, karena statusnya yang suci dan hanya digunakan dalam prosesi adat tertentu.
Baca juga: Daftar 35 Anak Pakubuwono XII, Termasuk Pakubuwono XIII, Anak Laki-laki Tertua yang Telah Berpulang
Selain digunakan dalam upacara duka kerajaan, Bangsal Maligi juga menjadi simbol penghormatan terakhir bagi raja yang berpulang.
Prosesi ini sebagai bagian dari tradisi panjang adat Jawa yang masih dijaga teguh di lingkungan Keraton Surakarta.
4. Diarak Pakai Kereta Kencana
Jenazah Pakubuwono XIII akan diberangkatkan ke Kompleks Makam Raja-raja Mataram di Imogiri dari Rumah Dinas Wali Kota Solo, Loji Gandrung.
Jenazah Pakubuwono XIII akan dibawa dari Keraton Solo ke Loji Gandrung menggunakan kereta kencana khusus yang ditarik delapan ekor kuda.
Kereta kencana tersebut terakhir direnovasi pada era Pakubuwono X.
“Ditarik kuda sekitar delapan. Direnovasi sejak PB X,” kata adik kandung Sinuhun, KGPH Puger.
Kereta kencana akan mengantar jenazah hingga Loji Gandrung, kemudian perjalanan dilanjutkan menggunakan ambulans menuju Kompleks Makam Raja-raja Jawa Mataram di Imogiri.
“Kereta jenazah digunakan untuk mengantar dari dalam keraton hingga keluar. Dari sini ke Ndalem Wuryoningratan, baru ganti ambulans,” ujarnya.
5. Jenazah Harus Tiba di Imogiri sebelum Waktu Zuhur
Pegiat Sejarah, R Surojo menjelaskan, dalam tradisi pemakaman raja, jenazah harus sudah tiba di Masjid Imogiri sebelum waktu salat zuhur.
Sebab, setelah salat zuhur akan dilaksanakan salat jenazah.
“Setelah Zuhur, baru jenazah dibawa naik ke makam Imogiri,” tambah Surojo.
6. Hari Pemakaman Rabu Legi
Prosesi pemakaman Sri Susuhunan Pakubuwana XIII akan dilaksanakan pada Rabu Legi, 5 November 2025.
Sebelumnya dikabarkan pemakaman akan dilakukan pada Selasa (4/11/2025) yang bertepatan dengan Selasa Kliwon.
Surojo mengatakan, pemilihan hari Rabu bukan tanpa alasan.
Menurutnya, hari Selasa yang bertepatan dengan Pasaran Kliwon sengaja dihindari karena dianggap tidak baik untuk prosesi pemakaman.
“Kalau orang Jawa, ora ilok (tidak baik) memakamkan pada Selasa Kliwon,” ujar Surojo kepada TribunSolo.com, Minggu.
Ia menerangkan, dalam keyakinan masyarakat Jawa, Selasa Kliwon kerap dikaitkan dengan hari angker karena diyakini menjadi waktu turunnya energi besar alam gaib.
“Makanya, untuk acara seperti pemakaman, orang tua dulu menghindari Selasa Kliwon,” terangnya.
Sebaliknya, hari Rabu Legi yang dipilih untuk pemakaman dipercaya membawa makna baik.
“Rabu itu pasaran Legi, artinya manis. Jadi kalau dikebumikan hari itu, harapannya mendapat manisnya kubur, kubur yang tenteram, damai, dan baik bagi arwahnya,” jelas Surojo.
Ia menambahkan, pemilihan hari dan pasaran dalam tradisi Jawa bukan sekadar hitungan tanpa makna.
Namun, bentuk penghormatan kepada leluhur serta keseimbangan antara dunia dan batin.
“Apalagi untuk raja, setiap hari dan pasaran diperhitungkan betul agar selaras dengan tatanan Jawa,” terangnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Rukti hingga Salat Jenazah di Imogiri, Begini Tata Cara Pemakaman Raja Solo
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunSolo.com/Tri Widodo/Ahmad Syarifudin)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.