Pakubuwana XIII Meninggal Dunia
2 Adik Raja Solo Rasakan Sasmita Wafatnya Pakubuwono XIII, Baju Koko hingga Pohon Tumbang
Gusti Neno dan Gusti Moeng, adik Raja Keraton Solo memiliki firasat sebelum Pakubuwono XIII meninggal
"Iya apa tidaknya (kebenaran) itu tergantung masing-masing individu yang melihat lambang-lambang alam tersebut."
Gusti Neno adalah adik ke-27 dari PB XIII. Mereka adalah 35 bersaudara keturunan PB XII.
PB XII semasa hidup memiliki enam istri, total 15 putra dan 20 putri.
Sementara, PB XIII yang pada Minggu pagi meninggal adalah anak kedua (laki-laki tertua) dari PB XII.
Wafatnya PB XIII meninggalkan tujuh anak. Termasuk putra bungsu KGPH Purbaya yang menjadi putra mahkota.
Firasat Gusti Moeng
Adik kandung Sinuhun Pakubuwono XIII, GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng, menuturkan bahwa ia sempat merasakan adanya pertanda sebelum kakaknya wafat pada Minggu (2/11/2025).
Dalam bayangannya, ia melihat Sinuhun berada di rumah dengan mengenakan baju koko putih seolah sedang bersiap untuk sebuah acara.
“Boleh percaya atau tidak saya sudah diberi pralampita bagaimana waktu krisis yang kedua saya merasa lagi di rumahnya Sinuhun pakai baju koko putih terus lagi mempersiapkan mau ada pesta. Kok sudah pindah dalem begitu,” ungkap Gusti Moeng, dikutip dari Tribun Solo.
Ia juga mengaku merasakan keresahan menjelang kepergian sang raja. Menurutnya, cuaca yang beberapa hari terakhir disertai hujan dan angin kencang seakan memberi isyarat.
“Saya mendengar kabar sudah surut Sinuhun jam 07.30 WIB. Jam 07.00 saya sudah bangun. Seperti di ini ya, sebetulnya saya resah dari mulai keadaan alam yang dari utara. Tiga kali itu kan dari timur terus,” jelasnya.
Baca juga: Sosok 7 Anak Kandung Pakubuwono XIII, 2 Laki-laki dan 5 Perempuan, Siapa Penerus Raja Keraton Solo?
Meski demikian, Gusti Moeng menuturkan bahwa ia tidak mengetahui secara pasti kondisi Sinuhun menjelang akhir hayatnya karena tidak diperkenankan menjenguk.
“Saya kebetulan tidak diijinkan untuk menengok,” katanya.
Ia kemudian mengenang momen terakhir Sinuhun mengikuti prosesi adat Adang Tahun Dal pada Minggu (7/9/2025) di Pawon Gondorasan. Saat itu, kondisi kesehatan Sinuhun sudah menurun.
“Sinuhun sebetulnya sakit banget tapi dipaksa harus tindak ke pawon. Menjalankan tugasnya untuk kembul bujono dengan abdi dalem. Terlalu diforsir,” tuturnya.
Setelah prosesi tersebut, kesehatan Sinuhun semakin memburuk hingga harus menjalani cuci darah, meski tidak membuahkan hasil.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.