Sabtu, 8 November 2025

Pakubuwana XIII Meninggal Dunia

Pembahasan Penerus Takhta Raja Keraton Solo Libatkan Tedjowulan, KGPH Purbaya Berpeluang Besar

Kini penerus takhta Raja Keraton Solo menjadi sorotan setelah meninggalnya Pakubuwana XIII, disebut akan dibahas secara internal.

Penulis: Nuryanti
TribunSolo.com/Eka Fitriani
RAJA KERATON SOLO - Raja Keraton Solo Sri Susuhunan Pakubuwono (PB) XIII Hangabehi saat merayakan ulang tahun ke-74 pada Selasa (28/6/2022). Kini penerus takhta Raja Keraton Solo menjadi sorotan setelah meninggalnya Pakubuwana XIII, disebut akan dibahas secara internal. 

“Mulai dari ketentuannya apakah sesuai tradisi, apakah sesuai angger-angger (ketentuan umum atau kaidah) dibahas dalam musyawarah ini,” jelas Surojo.

“Yang jelas nanti kerabat keluarga kumpul dulu, membicarakan angger-angger-nya. Dari situ dilihat apakah semua setuju atau tidak,” paparnya.

Dimakamkan Rabu

Jenazah Pakubuwana XIII akan dimakamkan di Kompleks Makam Raja-Raja Mataram, Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Prosesi pemakaman Pakubuwana XIII akan berlangsung pada Rabu (5/11/2025).

Rencana pemakaman ini diketahui diganti, karena sebelumnya dikabarkan pemakaman akan dilaksanakan pada Selasa (4/11/2025) yang bertepatan dengan Selasa Kliwon.

Baca juga: Jokowi Melayat dan Ikut Menyalatkan Jenazah Pakubuwana XIII di Keraton Solo

Pegiat sejarah dan budaya Jawa, R Surojo, menduga pemilihan hari Rabu bukan tanpa alasan.

Menurutnya, hari Selasa yang bertepatan dengan pasaran Kliwon sengaja dihindari karena dianggap tidak baik untuk prosesi pemakaman.

Ia menjelaskan, dalam keyakinan masyarakat Jawa, Selasa Kliwon kerap dikaitkan dengan hari yang angker karena diyakini menjadi waktu turunnya energi besar alam gaib.

“Kalau orang Jawa, ora ilok (tidak baik) memakamkan pada Selasa Kliwon,” kata Surojo kepada TribunSolo.com, Minggu.

“Makanya, untuk acara seperti pemakaman, orang tua dulu menghindari Selasa Kliwon,” jelasnya.

Sebaliknya, hari Rabu Legi yang dipilih untuk pemakaman dipercaya membawa makna baik.

“Rabu itu pasaran Legi, artinya manis. Jadi kalau dikebumikan hari itu, harapannya mendapat manisnya kubur, kubur yang tenteram, damai, dan baik bagi arwahnya,” papar Surojo.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Raja Keraton Solo PB XIII Wafat, Tedjowulan Akan Dilibatkan dalam Pembahasan Penerus Takhta

(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunSolo.com/Anang Maruf Bagus Yuniar/Tri Widodo)

Berita lain terkait Pakubuwana XIII Meninggal Dunia

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved