Jumat, 7 November 2025

Kronologi Warga Baduy Ditolak Berobat di Rumah Sakit hingga Respons Wamen Kesehatan

Warga Baduy Dalam ditolak RS karena tak punya KTP usai dibegal. Wamenkes: Semua berhak atas layanan medis.

Tribunnews.com/Ist
PEMBEGALAN - Repan (16) terbaring di ruang perawatan dengan luka di lengan kiri usai diserang dan dirampok saat berjualan madu di Jakarta. Pemuda Baduy Dalam asal Kampung Cikeusik ini menjadi korban pembegalan saat mengais rezeki di Jalan Pramuka, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Minggu (2/11/2025) dini hari. 

Ringkasan Berita:
  • Repan, warga Baduy Dalam, dibegal di Cempaka Putih dan terluka. 
  • Saat mencari pertolongan medis, ia ditolak oleh rumah sakit karena tidak memiliki KTP dan surat pengantar.
  • Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono menegaskan bahwa rumah sakit wajib melayani pasien gawat darurat, dengan atau tanpa NIK. 
  • Polsek Cempaka Putih telah menerima laporan dan melakukan olah TKP. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang warga Baduy Dalam bernama Repan menjadi korban begal di Jakarta.

Namun, dia ditolak berobat oleh rumah sakit karena tak memiliki KTP

Baduy Dalam adalah kelompok masyarakat adat yang tinggal di wilayah pedalaman Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten.

Mereka hidup sangat sederhana dan menjunjung tinggi adat istiadat, termasuk larangan menggunakan teknologi modern, kendaraan bermotor, listrik, hingga dokumen administrasi negara seperti KTP.

Berbeda dengan Baduy Luar, yang lebih terbuka terhadap dunia luar dan sebagian besar sudah memiliki KTP serta akses layanan publik.

Baca juga: Polisi Masih Buru Empat Pelaku Pembegalan Warga Suku Baduy di Cempaka Putih Jakarta Pusat

Kronologi 

Repan, seorang warga Baduy Dalam asal Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten, menjadi korban pembegalan di kawasan Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Minggu (26/10/2025). 

Dia datang ke Jakarta untuk berjualan madu dan aksesori khas adat Baduy.

Dia diserang empat orang tak dikenal yang merampas barang berharganya. 

Repan mengalami luka karena melawan pelaku yang membawa senjata tajam.

Pelaku merampas tas milik Repan yang berisi uang hasil jualan sebesar Rp3 juta dan 10 botol madu. 

Dikutip dari Kompas.com, Repan menceritakan, saat mengalami kejadian memilukan itu, dirinya langsung berjalan kaki menuju rumah sakit (RS) terdekat usai dibegal. 

Dia sempat kesulitan mengakses pertolongan medis saat mendatangi salah satu RS di Jakarta Pusat. 

Petugas RS sempat menanyakan kartu identitas dan surat administrasi. 

Sebagai warga Baduy Dalam, Repan tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP). 

Selain itu, dia tidak memiliki surat pengantar karena tidak sempat bertemu warga setelah kejadian pembegalan. 

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved