Kronologi Warga Baduy Ditolak Berobat di Rumah Sakit hingga Respons Wamen Kesehatan
Warga Baduy Dalam ditolak RS karena tak punya KTP usai dibegal. Wamenkes: Semua berhak atas layanan medis.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Glery Lazuardi
Tribunnews.com/Ist
PEMBEGALAN - Repan (16) terbaring di ruang perawatan dengan luka di lengan kiri usai diserang dan dirampok saat berjualan madu di Jakarta. Pemuda Baduy Dalam asal Kampung Cikeusik ini menjadi korban pembegalan saat mengais rezeki di Jalan Pramuka, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Minggu (2/11/2025) dini hari.
Jika tidak bisa diobati di puskesmas maka bisa dirujuk di rumahsakit tanpa NIK.
“Yang ada NIK RS obati, termasuk yang tidak punya NIK. Banyak juga yang tidak sadar, tetap kami obat, misalnya pada korban kecelakaandi jalan, tetap diobati. Nah apalagi yang sadar. Nanti kami perbaiki sistemnya, supayatidak terjadi hal ini lagi. Kalau pasien dalam kondisi gawat darurat, ada atau tidak ada NIK-nya, tetap dilayani,” ujar Wamenkes.
Baca Juga
| Warga Baduy Dibegal saat Jualan Madu, Rumah Sakit Tolak Rawat karena Tak Punya KTP |
|
|---|
| Kronologi Pemuda Baduy Dibegal di Jakarta: Datang Bawa Harapan, Pulang Luka Bacok |
|
|---|
| Kemenkes Bangun Pusat Bank Genetik di Bogor, Ini Kegunaannya |
|
|---|
| Liburan Akhir Tahun Rentan Gangguan Kesehatan, Ibu Jadi Sosok yang Paling Rawan Sakit |
|
|---|
| Pilu Pemuda Baduy di Jakarta: Niat Jualan Madu Malah Dibacok, Uang dan Dagangan Dirampas |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.