Sabtu, 15 November 2025

Penculikan Balita di Makassar

Pernyataan Polisi Terkait Adopsi Anak Sebagai Cara Perbaikan Keturunan SAD Mendapat Kritikan

Polisi mengatakan bahwa praktik adopsi anak di kalangan Suku Anak Dalam sudah sering terjadi.

|
Editor: Erik S
Instagram/Jambihits
Dalam video yang beredar di media sosial, warga SAD dan Bilqis menangis saat hendak penyerahan ke pihak kepolisian. 

Ringkasan Berita:
  • Pernyataan polisi terkait perbaikan keturunan SAD dengan cara adopsi anak tidak masuk akal
  • Tuduhan tersebut sangat merugikan citra masyarakat adat yang selama ini hidup sederhana 
  • AMAN menilai pernyataan itu memperburuk persepsi publik terhadap Suku Anak Dalam

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI- Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Jambi mengkritik polisi terkait adopsi balita Bilqis (4) sebagai 'perbaikan keturunan' Suku Anak Dalam (SAD) di Jambi.

Bilqis sebelumnya diculik di Makassar, Sulawesi Selatan dan melibatkan empat orang sehingga berada di kawasan SAD Jambi.

Ketua Pengurus Wilayah AMAN Jambi, Endang Kuswardani, menilai pernyataan itu tidak masuk akal dan cenderung mendiskreditkan masyarakat adat.

Baca juga: Cerita Bilqis Selama di Perkampungan Adat Jambi saat Diculik: Makan Mi hingga Lihat Banyak Anjing

"Apa pun konteksnya, kita perlu dua pertanyaan dulu. Apakah benar pelaku itu Suku Anak Dalam, atau ada oknum lain yang menggunakan nama mereka? Jangan asal menyimpulkan," tegas Endang saat diwawancarai Tribun Jambi, Rabu (12/11/2025).

Menurutnya, tuduhan tersebut sangat merugikan citra masyarakat adat yang selama ini hidup sederhana dan jauh dari keterlibatan dalam tindak kejahatan seperti penculikan anak. 

Endang menduga, ada pihak tertentu yang memanfaatkan nama Suku Anak Dalam untuk kepentingan tertentu.

"SAD tidak mungkin tahu hal-hal seperti itu. Dari mana mereka mengenal konsep perbaikan keturunan lewat penculikan? Itu jelas tidak masuk akal," ujarnya.

Endang juga menyoroti pernyataan aparat kepolisian yang dinilai berlebihan dan tidak berdasar. 

"Kalau bicara soal perbaikan keturunan, logikanya di mana? Anak-anak yang diculik itu masih kecil. Apakah anak-anak bisa hamil? Kecuali kalau yang dimaksud orang dewasa, tapi ini bukan," tegasnya.

Pernyataan tersebut, menurut Endang, merupakan bentuk analisis yang keliru dan perlu dikaji ulang. 

Menurutnya, pernyataan itu justru memperburuk persepsi publik terhadap Suku Anak Dalam

"Kami, sebagai organisasi pelindung masyarakat adat, sangat keberatan. Jangan mendiskreditkan mereka hanya karena asumsi dangkal," tambahnya.

Baca juga: Kasus Penculikan Balita Bilqis di Makassar, Pelaku Jual Anak Kandung dan Jadikan Umpan

Endang meminta agar aparat penegak hukum menyelidiki kasus ini secara mendalam dan objektif. "Jangan hanya melihat dari permukaan. 

Polisi harus mengusut tuntas, jangan membangun opini publik berdasarkan asumsi yang keliru," katanya.

Meluruskan Pemahaman

Lebih lanjut, Endang menjelaskan, kehidupan Suku Anak Dalam memang berpindah-pindah, namun hal itu merupakan bagian dari tradisi mereka, bukan upaya untuk menghilangkan jejak. 

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved