Kamis, 20 November 2025

Longsor Banjarnegara

BNPB Ungkap Kendala Pencarian Korban Longsor Banjarnegara: Material Longsor Masih Basah dan Bergerak

Kapusdatin BNPB, Abdul Muhari mengungkap kondisi material longsoran di Banjarnegara masih basah dan bergerak menjadi kendala proses pencarian korban.

(HO/BPBD Kabupaten Banjarnegara).
Tanah Longsor - Dokumentasi drone wilayah yang terdampak longsor di Kabupaten Banjarnegara yang terjadi pada Sabtu (15/11/2025). Kapusdatin BNPB, Abdul Muhari mengungkap kondisi material longsoran di Banjarnegara masih basah dan bergerak menjadi kendala proses pencarian korban. 

Ringkasan Berita:
  • Tercatat masih ada 26 orang yang hilang dan diduga tertimbun longsor di Dusun Situkung, Pandanarum, Banjarnegara yang terjadi Minggu (16/11/2025) sore.
  • Kapusdatin BNPB, Abdul Muhari menyebut operasi modifikasi cuaca telah dilakukan di langit Banjarnegara dan menghasilkan intensitas hujan yang berkurang secara signifikan.
  • Namun proses pencarian korban masih belum bisa dilakukan secara maksimal karena kondisi material longsoran di Banjarnegara masih basah dan bergerak.

TRIBUNNEWS.COM - Kapusdatin BNPB, Abdul Muhari mengungkap apa yang menjadi kendala dalam proses pencarian korban longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Diketahui hingga kini tercatat ada 26 orang yang hilang dan diduga tertimbun longsor di Dusun Situkung, Pandanarum yang terjadi Sabtu (15/11/2025) sore.

Abdul Muhari menyebut, operasi modifikasi cuaca telah dilakukan di langit Banjarnegara. Hasilnya intensitas hujan pun telah berkurang secara signifikan.

Namun proses pencarian korban masih belum bisa dilakukan secara maksimal karena kondisi material longsoran di Banjarnegara masih basah dan bergerak.

Hal ini pun bisa membahayakan para personil Tim SAR dan relawan jika terus melakukan upaya pencarian.

"Meskipun operasi modifikasi cuaca kita lakukan di langit Banjarnegara, dan intensitas hujan berkurang secara signifikan."

"Tapi kendala kemarin di hari Selasa, itu upaya pencarian beberapa kali dihentikan karena kondisi material longsoran masih basah dan masih bergerak."

"Tentu saja ini membahayakan personil di lapangan kalau tetap melakukan, atau bekerja di titik pencarian," kata Abdul Muhari dalam tayangan Program 'Sapa Indonesia Pagi' Kompas TV, Rabu (19/11/2025).

Lebih lanjut Abdul Muhari pun mengungkap perbedaan area longsor Banjarnegara dengan longsor yang terjadi di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Kamis (13/11/2025) lalu.

Abdul Muhari menyebut, rumah-rumah yang terdampak longsor di Cilacap ini lokasinya berada di pinggir-pinggir area longsor.

Sementara longsor di Banjarnegara, rumah-rumah warga berada di depan alur longsor atau menghadang langsung area longsor.

Baca juga: Cerita Warga Banjarnegara Lari ke Hutan untuk Selamatkan Diri dari Terjangan Longsor

"Karena bedanya area longsor di Cilacap dan Banjarnegara ini, kalau di Cilacap itu daerah-daerah rumah yang terdampak itu berada di pinggir-pinggir area longsoran."

"Sedangkan untuk Banjarnegara, itu benar-benar menghadang alur longsoran. Jadi perumahan yang terdampak itu benar-benar ada di depan atau menghadang alur longsoran," jelas Abdul Muhari.

Hal ini pun menyebabkan kesulitan sendiri bagi tim pencarian untuk melakukan evakuasi korban.

Karena jika saat proses pencarian masih terjadi longsor susulan, atau kondisi tanah masih bergerak, maka itu akan membahayakan tim pencari.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved