Sopir Ambulans Lomba Voli, Pasien Kritis di Gorontalo Meninggal, Kepala Puskesmas: Miskomunikasi
Pasien kritis di Gorontalo meninggal saat dilarikan ke rumah sakit menggunakan taksi, sebab sopir ambulans di puskesmas sedang lomba voli.
Ringkasan Berita:
- Pasien kritis di Gorontalo meninggal saat dilarikan ke rumah sakit menggunakan taksi.
- Ia sempat hendak dibawa menggunakan mobil ambulans Puskesmas, namun sopir tak berada di tempat.
- Sopir itu tengah mengikuti pertandingan voli.
TRIBUNNEWS.COM - Havid S Duto (41), pasien kritis di Gorontalo, meninggal dunia saat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aloei Saboe menggunakan taksi.
Keluarga awalnya berencana menggunakan ambulans Puskesmas Sipatana untuk membawa Havid ke rumah sakit.
Namun, kendaraan darurat itu tidak tersedia lantaran sopir sedang mengikuti pertandingan voli dalam rangka Hari Kesehatan Nasional.
Akhirnya, keluarga terpaksa menggunakan taksi berbayar untuk membawa Havid ke rumah sakit.
Buntut kejadian tersebut, keluarga Havid berencana melapor kepada Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea.
Keluarga Havid, Yuriske Duto mengatakan, sampai saat ini, belum ada itikad baik dari pihak Puskesmas terkait kejadian itu.
"Sampai sekarang pun tidak ada itikad baik dari Kapus (Kepala Puskesmas) atau dari puskesmas tidak ada yang datang ke rumah duka," kata Yuriske, Rabu (19/11/2025), dilansir TribunGorontalo.com.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo, Rita Bambang menyebut, kejadian tersebut terjadi karena kesalahpahaman.
Ia menegaskan, pihaknya tidak menolak memberikan fasilitas kesehatan. Namun, memang saat itu, sopir ambulans sedang mengikuti pertandingan voli dalam rangka Hari Kesehatan Nasional.
“Bukannya tidak memberikan, tapi drivernya lagi main voli. Sebenarnya ini hanya miskomunikasi,” ujar Rita kepada TribunGorontalo.com, pada Selasa (18/11/2025).
Kejadian bermula pada Senin (17/11/2025). Saat itu, keluarga Havid meminta peminjaman ambulans tanpa membawa pasien ke Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas Sipatana.
Baca juga: Puskesmas Karangmalang Semarang Tidak Ada Petugas Ketika Pasien Hendak Melahirkan, Ini Kata Dinkes
Padahal, menurut Rita, UGD memiliki fasilitas dasar seperti oksigen dan infus untuk penanganan awal sebelum dirujuk ke rumah sakit.
“Seharusnya pasien dibawa dulu ke UGD. Ada dokter dan perawat yang siap melakukan stabilisasi sesuai SOP rujukan,” jelasnya.
Rita menjelaskan, Standar Operasional Prosedur (SOP) peminjaman ambulans tidak ada, yang berlaku adalah SOP rujukan pasien.
Dalam prosedur tersebut, pasien harus terlebih dahulu ditangani di Puskesmas, baru kemudian dilakukan komunikasi dengan rumah sakit tujuan melalui sistem SBAR.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.