3 Fakta Irene Sokoy, Ibu Hamil di Papua Tewas Diduga setelah Ditolak Sejumlah RS
Ibu hamil Irene Sokoy dan bayinya meninggal usai diduga ditolak RS di Jayapura, keluarga desak investigasi.
Ringkasan Berita:
- Irene Sokoy, ibu hamil asal Kampung Hobong, Sentani, Papua, yang meninggal bersama bayi dalam kandungannya.
- DIa meninggal setelah diduga mengalami penolakan layanan berulang di sejumlah rumah sakit di Jayapurapada Rabu (19/11/2025).
- Kasus ini memicu kemarahan publik di media sosial karena terjadi di tengah kota dengan fasilitas kesehatan lengkap.
TRIBUNNEWS.COM - Irene Sokoy, seorang ibu hamil asal Kampung Hobong, Sentani, Papua meninggal dunia.
Irene dan bayi dalam kandungannya meninggal dunia setelah diduga mengalami penolakan layanan berulang di sejumlah rumah sakit di Jayapura, Rabu (19/11/2025).
Peristiwa ini memicu kemarahan publik di media sosial.
Baca juga: AKBP Basuki Dipatsus usai Langgar Etik, Terbukti Tinggal bersama Dosen Untag Semarang yang Tewas
Kronologi
Insiden memilukan itu berawal pada saat Irene mulai mengalami rasa sakit hebat pada dini hari.
Sekitar pukul 03.00 WIT, keluarga membawa almarhumah menggunakan speedboat dari Kampung Kensio ke RS Yowari untuk melahirkan.
Dari sana ia dirujuk ke RS Abepura, namun disebut tidak mendapatkan pelayanan.
Keluarga kembali mencari pertolongan ke RS Dian Harapan, tetapi juga dikabarkan tidak dilayani.
Kesempatan terakhir mereka adalah RS Bhayangkara, namun pihak rumah sakit menyebut kamar penuh.
Ruang VIP tersedia, tetapi keluarga harus membayar Rp 4 juta terlebih dahulu sebelum pasien masuk.
Sementara tindakan operasi disebut memerlukan biaya Rp8 juta, dan keluarga tidak siap dengan dana tersebut.
Irene akhirnya kembali dirujuk menuju RS Dok II Jayapura, namun nyawanya tidak tertolong. Ia meninggal dalam perjalanan, dengan bayi yang belum sempat diselamatkan.
Keluarga meminta pemerintah daerah dan pihak terkait segera melakukan investigasi menyeluruh terhadap dugaan penolakan layanan ini.
Mereka menilai sistem rujukan darurat di Jayapura gagal total dan mengorbankan nyawa masyarakat kecil.
“Ini tidak bisa dibiarkan. Jika terjadi di pedalaman mungkin kami bisa maklumi keterbatasan. Tetapi ini terjadi di tengah kota, di depan fasilitas kesehatan yang lengkap,” kata keluarga.
Peristiwa ini kini menjadi sorotan dan diharapkan menjadi momentum evaluasi serius sistem pelayanan kesehatan di Papua, terutama bagi pasien darurat yang membutuhkan penanganan cepat.
Baca juga: SOSOK Guru SMP di OKU yang Tewas di Kamar Kos: Tangan dan Kaki Terikat, Mulut Tertutup
Dosen Universitas Cenderawasih Mengecam Peristiwa
Sumber: Tribun Papua
| Apa Itu RS Kardiologi Emirates-Indonesia Berlokasi di Solo yang Diresmikan Prabowo Hari Ini? |
|
|---|
| Upayakan Percepatan Pembangunan Faskes di Papua, Ini Hasil Pertemuan Gubernur dengan Menkes |
|
|---|
| Era Belajar Modern di Papua, SMPN 14 Nuni Manokwari Gunakan Laptop dan PC |
|
|---|
| Profil Laksda TNI Monang Hatorangan Sitompul, Eks Danpuskopaska Kini Jabat Komandan Kodaeral XI |
|
|---|
| Bukan Cuma Asap, Residu Rokok di Baju dan Tembok Bisa Picu Preeklampsia pada Ibu Hamil |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.