Minggu, 7 September 2025

Bayi Pucat, Rewel, Cepat Lelah Bisa Jadi Gejala Anemia Defisiensi Besi

Kondisi yang kerap dianggap sepele ini sejatinya menyimpan risiko besar terhadap tumbuh kembang anak.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Hasil olah AI Grook
ILUSTRASI BAYI - Ilustrasi bayi yang merupakan hasil olah AI Grook, Rabu (25/6/2025). 

Anak bisa tampak pucat, mudah lelah, rewel tanpa sebab, atau kehilangan selera makan. 

Pada tahap lanjut, perubahan fisik juga bisa terlihat, seperti telapak tangan yang pucat atau bentuk kuku yang melengkung ke atas (spoon nails).

Menurut Prof. Harapan, tanda paling khas dari ADB adalah gangguan pada sel darah merah.

“Yang menjadi masalah hanya di eritrositnya. Sementara leukosit, trombositnya normal,” jelasnya.

Deteksi dini menjadi sangat penting agar terapi dapat segera diberikan. 

Pemeriksaan sederhana seperti tes darah lengkap bisa membantu menemukan indikasi anemia sebelum kondisinya semakin parah.

Faktor Risiko dan Pencegahan

Beberapa faktor risiko anemia defisiensi besi antara lain ibu hamil yang menderita anemia, bayi dengan berat lahir rendah, bayi kembar, atau anak yang kurang mendapatkan asupan makanan kaya zat besi. 

Selain itu, kebutuhan zat besi yang meningkat di usia pertumbuhan pesat dan infeksi berulang juga memperbesar risiko.

Pencegahan bisa dilakukan dengan memperhatikan nutrisi sejak dini. 

Sumber protein hewani seperti hati ayam, daging merah, dan ikan, menjadi asupan penting untuk mencegah defisiensi. 

Selain itu, suplementasi zat besi sesuai rekomendasi medis juga penting terutama bagi kelompok rentan.

Tantangan Menuju Generasi Emas

Angka anemia defisiensi besi yang masih tinggi menjadi tantangan dalam mewujudkan generasi emas Indonesia 2045. 

Dibutuhkan kesadaran kolektif, mulai dari keluarga, tenaga medis, hingga kebijakan kesehatan publik, agar masalah ini dapat ditekan.

Prof. Harapan menekankan pentingnya deteksi dini, intervensi tepat, serta peran aktif masyarakat. 

“Inilah pentingnya mengapa dalam bulan-bulan pertama masa bayi 0–12 bulan kita harus perhatikan kejadian defisiensi besi bahkan anemia defisiensi besi,” tegasnya.

Dengan langkah nyata bersama, bukan mustahil angka anemia defisiensi besi bisa ditekan. 

Anak-anak Indonesia pun dapat tumbuh sehat, cerdas, dan siap menjadi bagian dari generasi unggul di masa depan.

(Tribunnews.com/ Aisyah Nursyamsi)

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan