Survei 20 CEO & CTO: Internet 5G Mempengaruhi Keputusan Berinvestasi di Teknologi AI
Teknologi 5G dapat menjadi solusi untuk mempercepat ekspansi internet di Indonesia karena memiliki kecepatan dan koneksi yang luar biasa.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
Para CEO dan CTO telah menyadari bahwa teknologi 5G dan AI memiliki dampak yang signifikan terhadap bisnis.
Mereka meyakini bahwa kedua teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi bisnis, membantu pengambilan keputusan dan penerapan otomatisasi dengan cerdas, serta meningkatkan pengalaman pelanggan. Mereka juga memprediksi 5G akan menjadi platform yang bermanfaat untuk memfasilitasi inovasi di masa depan.
Untuk sepenuhnya memanfaatkan peluang 5G dan AI, forum diskusi ini menghadirkan beberapa rekomendasi. Hal ini termasuk mempercepat alokasi frekuensi, menyediakan private network untuk daerah terpencil, menetapkan peraturan keamanan data, dan mendorong transparansi data.
“Pada dasarnya, survei kami menunjukkan kesiapan industri Indonesia untuk mulai menerapkan teknologi 5G dan AI. Namun, masih ada berbagai tantangan yang perlu diatasi, seperti biaya, kompatibilitas teknologi, dan kesenjangan keterampilan. Pemerintah dan stakeholder industri perlu berkolaborasi untuk memastikan bahwa teknologi 5G ini dapat mencakup area yang luas, menetapkan peraturan yang mendukung, dan mendorong penggunaan teknologi ini di berbagai sektor,” ujar Dias Rima Sutiono, Kepala Riset BIIU.
Berdasarkan survei tersebut, ASIOTI mengungkapkan masih ada berbagai tantangan dalam penerapan teknologi 5G dan AI di Indonesia, seperti:
1. Pembangunan Infrastruktur: Para CEO dan CTO mengatakan bahwa diperlukan biaya yang besar untuk melakukan upgrade teknologi dan mengembangkan infrastruktur yang kuat dan andal untuk mendukung penerapan teknologi 5G dan AI. Mereka juga menekankan pentingnya cakupan yang luas dan kapasitas jaringan yang memadai di berbagai wilayah di negara ini.
2. Kesenjangan Keterampilan dan Bakat: Survei ini mengungkapkan masih ada kesenjangan keterampilan dalam angkatan kerja yang mampu memanfaatkan dan mengelola teknologi 5G dan AI secara efektif. Para CEO dan CTO juga menyatakan perlunya program pelatihan khusus dan pendidikan untuk menjembatani kesenjangan ini.
3. Kerangka Peraturan: Masih ada kekhawatiran terkait kerangka regulasi seputar teknologi 5G dan AI. Para CEO dan CTO menekankan bahwa penerapan teknologi 5G dan AI memerlukan regulasi dan kebijakan yang jelas
Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Kominfo, Wayan Toni Supriyanto mengatakan, pemerintah, industri, operator seluler, akademisi, dan praktisi perlu memberikan atensi agar adopsi teknologi 5G khususnya pada sektor yang menjadi tumpuan utama ekonomi Indonesia bisa terimplementasi dengan baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa teknologi 5G lebih tepat guna jika dimanfaatkan untuk kebutuhan vertikal industri.
“Terdapat tiga faktor utama yang diperlukan agar dapat mendorong 5G untuk memberikan layanan kualitas yang baik dan stabil sebagai berikut: ketersediaan spektrum frekuensi khusus (dedicated), modernisasi jaringan seluler 4G LTE baik eNodeB (RAN) maupun EPC (core network), serta fiberisasi sebagai kunci koneksi yang lebih stabil dan kapasitas yang lebih besar sebagai transport untuk menghubungkan antar elemen jaringan 5G,” tambah Wayan.
Ketua ASIOTI, Teguh Prasetya mengatakan, survei pasar yang dilakukan BIIU menyajikan informasi penting mengenai kesiapan dan harapan para CEO dan CTO Indonesia dalam hal penerapan teknologi 5G dan AI. Para CEO dan CTO yang disurvei memiliki antusiasme tinggi untuk menerapkan teknologi ini.
Dengan demikian perlu dilakukan implementasi private 5G di Indonesia sebagai salah satu kunci penunjang kesuksesan 5G.
"Meskipun demikian Industri telekomunikasi dan para stakeholder perlu mengatasi permasalahan seputar keamanan data, privasi, dan biaya untuk memastikan penerapan teknologi 5G di Indonesia dapat berjalan dengan lancar. Seiring dengan bergeraknya Indonesia menuju masa depan digital, Indonesia Emas 2025," katanya.
Ekosistem yang terdiri dari stakeholder industri, pembuat kebijakan, dan penyedia teknologi harus segera berkolaborasi untuk menghadirkan implementasi 5G sesegera mungkin dengan mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang dihadirkan oleh teknologi 5G dan AI. Dengan melakukan hal tersebut, Indonesia dapat menjadi yang terdepan dalam ekonomi digital dan mendorong inovasi di berbagai industri.”
Direktur Eksekutif ICT, Heru Setiadi meyakini hasil survei ini dapat menyajikan informasi penting bagi para stakeholder di industri telekomunikasi, pembuat kebijakan, dan perusahaan teknologi dalam mengarahkan penerapan 5G di Indonesia.
Kejanggalan Pertumbuhan Ekonomi RI 5,12 Persen: Ada Telepon Langsung dari Istana ke Kantor BPS? |
![]() |
---|
8 Tips Memilih Aplikasi Saham untuk Pemula |
![]() |
---|
Dewan Ekonomi Nasional Sebut Judi Online Dapat Memangkas Pertumbuhan Ekonomi Nasional |
![]() |
---|
Bahas Keamanan Siber Nasional, NCC 2025 Libatkan GP Ansor |
![]() |
---|
Danantara Kembangkan PLTP, Potensi Kapasitas Capai 1.130 MW dengan Investasi Rp 88 Triliun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.