Jumat, 14 November 2025

Anggota DPR Soroti Rencana Danantara Investasi Rp20 Triliun di Sektor Peternakan Ayam

Anggota Komisi VI DPR RI Rivqy Abdul Halim atau Gus Rivqy, menyoroti rencana Danantara di sektor peternakan ayam.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
Tribunnews.com/Handout
INVESTASI DANANTARA – Anggota Komisi VI DPR RI Rivqy Abdul Halim atau Gus Rivqy, menyoroti rencana Danantara yang akan menggelontorkan dana sebesar Rp20 triliun untuk investasi di sektor peternakan ayam broiler dan petelur.  

Ringkasan Berita:
  • Anggota Komisi VI DPR RI Rivqy Abdul Halim (Gus Rivqy) menyoroti rencana BPI Danantara menggelontorkan investasi Rp20 triliun.
  • Gus Rivqy mengingatkan pemerintah agar tidak mengulangi kesalahan saat masuknya investasi besar di sektor ayam pedaging.
  • Ia meminta investasi difokuskan pada penguatan bibit DOC, ketersediaan pakan terjangkau, dan pengembangan di daerah defisit produksi.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Rivqy Abdul Halim atau Gus Rivqy, menyoroti rencana Danantara yang akan menggelontorkan dana sebesar Rp20 triliun untuk investasi di sektor peternakan ayam broiler dan petelur. 

Gus Rivqy menilai, kebijakan tersebut perlu dikaji secara kritis agar tidak mengancam keberlangsungan peternak mandiri, khususnya peternak ayam petelur.

“Ini menjadi keresahan di kalangan peternak, terutama peternak telur mandiri. Mereka khawatir akan terdesak oleh peternakan besar yang akan dimodali Danantara,” kata Gus Rivqy kepada wartawan, Kamis (13/11/2025).

Legislator Partai Kebangkitam Bangsa (PKB) itu mengingatkan, agar pemerintah belajar dari pengalaman masa lalu ketika masuknya investasi besar di sektor ayam pedaging justru membuat peternak kecil gulung tikar.

“Dulu, ketika investasi besar masuk ke ayam pedaging, hampir semua peternak kecil ambruk. Hanya sedikit yang mampu bertahan, itu pun karena memiliki pasar langsung. Selebihnya berubah menjadi pekerja bagi perusahaan besar—mulai dari bibit, pakan, hingga vaksin dikendalikan oleh korporasi. Margin keuntungannya pun sangat kecil,” ujarnya.

Gus Rivqy mengatakan, peternak ayam petelur (layer) relatif lebih mampu bertahan karena sebagian besar masih dikelola secara mandiri. 

Kendati demikian, persoalan monopoli bibit dan pakan masih menjadi tantangan serius.

“Peternak layer ini sebenarnya menjadi tulang punggung kemandirian pangan protein hewani kita. Tapi kalau Danantara ikut masuk ke sektor ini tanpa perhitungan matang, dua-duanya bisa gulung tikar. Karena itu, kebijakan ini perlu dikaji ulang agar tidak mematikan peternak mandiri,” ujarnya.

Sebagai anggota Komisi VI yang bermitra dengan Danantara, Gus Rivqy meminta agar kebijakan investasi diarahkan untuk menyelesaikan persoalan mendasar di sektor peternakan, bukan sekadar menambah pemain besar.

“Kebijakan ini seharusnya fokus pada tiga hal utama, pertama, memperkuat sektor pembibitan (DOC) yang saat ini sulit diakses. Kedua, Intervensi terhadap ketersedian pakan ternak yang terjangkau dan berkualitas, sebab sementara ini mahal dan sulit didapat. Ketiga, jika ingin masuk ke produksi, sebaiknya diarahkan ke provinsi yang masih defisit produksi, bukan yang sudah surplus,” ucapnya.

Gus Rivqy juga mengingatkan bahwa produksi telur nasional saat ini sebenarnya sudah surplus.

“Data menunjukkan, produksi telur kita mencapai 6,5 juta ton, sementara kebutuhan nasional hanya sekitar 6 juta ton. Jadi arah investasi harus tepat, agar tidak menimbulkan kelebihan pasokan yang justru merugikan peternak kecil,” tandas Komandan Pusat DKP Panji Bangsa.

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menyatakan, rencana pembangunan peternakan ayam nasional masih dalam tahap kajian bersama pemerintah.

Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria mengatakan, rencana tersebut berkaitan dengan upaya pemerintah memperkuat ketahanan pangan khususnya untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat.

Baca juga: Investasi Danantara di Peternakan Ayam, Senator Irman Gusman: Jadi Kunci Sukses Program MBG

"Ini juga akan dikaji nanti tentu akan ada juga SKB yang akan dikeluarkan oleh Menteri untuk penugasan bagaimana kemudian kita membangun ini," ujar Dony di Kemenko Pangan, Selasa (11/11/2025).

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved