AI Dinilai Tak Bisa Dilepaskan dari Tanggung Jawab Etis dan Perlindungan Data
Konferensi ini menghadirkan para pemimpin industri, pakar teknologi, dan regulator untuk berdiskusi dalam sesi keynote, panel, dan breakout track
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Editor:
Eko Sutriyanto
Hasiolan EP/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di dunia usaha semakin berkembang, namun para pelaku industri mengingatkan bahwa inovasi ini harus berjalan seiring dengan etika dan keamanan data.
Hal itu mengemuka dalam sebuah konferensi teknologi bertajuk LeadX 2025 yang dihadiri ratusan profesional lintas sektor di Shangri-La Hotel Jakarta, awal pekan ini.
Konferensi teknologi yang digelar oleh PT Intikom Berlian Mustika ini mengusung tema “Leveraging AI for Business Productivity and Data Resilience,” dengan fokus pada bagaimana kecerdasan buatan dapat memperkuat daya saing bisnis dan ketahanan data di era digital.
Konferensi ini menghadirkan para pemimpin industri, pakar teknologi, dan regulator untuk berdiskusi dalam sesi keynote, panel, dan breakout track.
Tokoh-tokoh seperti Norman Sasono (CTO DANA) dan Otto Toto Sugiri (CEO DCI Indonesia) membagikan wawasan tentang strategi AI, keamanan siber, dan transformasi digital lintas sektor.
Baca juga: Celios Ingatkan BI soal Payment ID: Patuhi Aturan Perlindungan Data Pribadi
LeadX juga menyoroti isu etika dan privasi dalam pemanfaatan teknologi, termasuk perlindungan data pribadi dan hak cipta digital.
Dengan lebih dari 500 peserta dari berbagai industri, acara ini menjadi wadah kolaborasi dan pertukaran ide untuk membangun ekosistem digital yang aman, produktif, dan berkelanjutan.
Salah satu pembicara, Agus Susanto, Direktur Utama sebuah perusahaan solusi teknologi yang telah puluhan tahun bergerak di bidang sistem integrasi, menegaskan kalau keamanan data kini menjadi faktor kunci keberhasilan bisnis.
Menurutnya, perusahaan perlu memahami bagaimana AI diterapkan agar mampu bersaing tanpa mengorbankan perlindungan informasi.
“Security itu sangat penting untuk membentengi pertahanan data kita. Lewat forum ini saya berharap peserta mendapat pembaruan tentang proteksi data yang lebih baik,” ujar Agus, dikutip Jumat (22/8/2025) .
Agus juga menyoroti persoalan hak cipta dalam pemanfaatan AI. Ia mencontohkan desain teknis sebuah kapal atau pesawat terbang sebagai aset yang sangat rentan disalahgunakan jika tidak dilindungi.
“Apalagi dengan AI, sistem bisa saja mereferensi data yang sebenarnya memiliki hak cipta. Karena itu, pemerintah sudah mengatur agar data orang lain tidak digunakan sembarangan,” tambahnya.
Sementara itu, Sudimin Mina, Direktur di perusahaan yang sama sekaligus praktisi yang banyak terlibat dalam pengembangan infrastruktur TI di berbagai sektor, menekankan pentingnya tiga pilar pemanfaatan AI: data, keamanan, dan etika.
“AI tanpa data tidak mungkin berjalan. Tetapi data itu harus diamankan dan dipakai secara etis. Misalnya, data pelanggan hanya bisa dipakai setelah mendapat izin sesuai Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi,” jelasnya.
Agentic AI, Gelombang Baru AI yang Ubah Rekomendasi Jadi Eksekusi Otomatis |
![]() |
---|
Film 'Diponegoro Hero: 200 Tahun Perang Jawa' Dibuat Hanya Sebulan, Bujet Rp 200 Juta |
![]() |
---|
Riset Ipsos: Keberhasilan AI Bergantung Pada Kualitas Data dan Tetap Butuh Sentuhan Manusia |
![]() |
---|
Ini Cara Bikin Anak Nyaman Curhat ke Orang Tua Meski Topiknya Sensitif |
![]() |
---|
AI Jadi Tempat Curhat Anak, Ada Bahaya Mengintai di Balik Kebiasaan Itu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.