Tribunners / Citizen Journalism
APBN Surplus 2028 vs Utang Rp 700 Triliun: Antara Visi dan Realita
Perdebatan defisit vs surplus: Visi APBN surplus 2028 Prabowo diuji kapasitas pajak, belanja, dan strategi utang.
Editor:
Glery Lazuardi
Syahrir Ika
Peneliti Ahli Utama BRIN
TRIBUNNEWS.COM - Perdebatan mengenai kebijakan anggaran defisit (deficit budget policy) telah berlangsung hampir seabad. John Maynard Keynes dalam The General Theory of Employment, Interest and Money (1936) menekankan bahwa pada masa resesi, pemerintah justru perlu berani defisit untuk mendorong konsumsi dan menyerap pengangguran. Defisit dilihat sebagai “alat stabilisasi.”
Namun, Richard Musgrave melalui The Theory of Public Finance (1959) mengingatkan bahwa defisit yang berlangsung terus-menerus berisiko menimbulkan beban bunga dan kerentanan fiskal. Karena itu, dalam jangka panjang APBN harus kembali seimbang atau bahkan surplus.
Dari perdebatan tersebut lahir tiga paradigma kebijakan fiskal:
1. Balanced Budget Policy – menuntut anggaran seimbang setiap tahun.
2. Deficit Budget Policy – membolehkan defisit untuk mendukung pertumbuhan (Keynes, 1936).
3. Surplus Budget Policy – menekankan keberlanjutan fiskal (literatur fiscal sustainability era 1990-an).
Di Indonesia, defisit dalam dua dekade terakhir dianggap wajar selama tidak melampaui ambang batas UU Keuangan Negara: defisit maksimal 3 persen PDB dan utang maksimal 60% PDB. Namun, visi Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai APBN surplus pada 2028 mencoba keluar dari pakem tersebut.
Visi Pemimpin: Dari “Tidak Mungkin” Menjadi “Mungkin”
Sejarah menunjukkan bahwa visi besar seorang pemimpin dapat mengubah realitas ekonomi:
Franklin D. Roosevelt (1933): melalui New Deal, ia memulihkan Amerika dari Depresi Besar lewat defisit besar-besaran.
Lee Kuan Yew (1960-an): menjadikan Singapura pusat finansial dunia melalui disiplin fiskal dan investasi SDM.
Helmut Kohl (1990-an): membuktikan reunifikasi Jerman tidak menghancurkan fiskal berkat reformasi pajak dan efisiensi.
Ketiganya menegaskan hal yang sama: visi hanya berhasil jika didukung konsistensi kebijakan, kapasitas kelembagaan, dan disiplin fiskal.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Tokoh Lintas Agama Serukan 9 Pesan Perdamaian Sikapi Demo di Berbagai Wilayah RI, Ini Poin-poinnya |
![]() |
---|
Eks Kadivhubinter Polri Marah Affan Ojol Tewas Dilindas Rantis Brimob: Ganti Aja Kapolrinya |
![]() |
---|
Media Asing Sorot 20 Orang Hilang Imbas Demo Sepekan Terakhir, Berawal dari Protes Gaji Anggota DPR |
![]() |
---|
Sampai Kapan Fitur Live TikTok Nonaktif? Begini Penjelasan Wamenkomdigi |
![]() |
---|
Kesaksian Keluarga Abay, Staf DPRD Makassar Tewas Akibat Kebakaran, Prabowo Berencana ke Rumah Duka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.