Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Tokoh Lintas Agama Serukan 9 Pesan Perdamaian Sikapi Demo di Berbagai Wilayah RI, Ini Poin-poinnya
Sejumlah tokoh lintas agama menyerukan sembilan pesan perdamaian kepada bangsa Indonesia. Hal tersebut menyikapi demonstrasi di berbagai daerah
Penulis:
Fahdi Fahlevi
Editor:
Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah tokoh lintas agama menyerukan sembilan pesan perdamaian kepada bangsa Indonesia.
Seruan perdamaian ini dilakukan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (2/9/2025).
"Kami tokoh lintas agama dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," ujar Ketua MUI Bidang Kerukunan Umat Beragama, Yusnar Yusuf.
Pesan perdamaian disampaikan tokoh lintas agama menyikapi demonstrasi berujung anarkis di berbagai wilayah Republik Indonesia (RI).
Demonstrasi yang dipicu protes terhadap kenaikan tunjangan anggota DPR RI tersebut sudah memakan korban jiwa dari berbagai kalangan mulai dari mahasiswa, pelajar, driver ojek online, hingga aparatur sipil negara.
Baca juga: Media Asing Sorot 20 Orang Hilang Imbas Demo Sepekan Terakhir, Berawal dari Protes Gaji Anggota DPR
Berikut tokoh-tokoh agama yang hadir dalam seruan lintas agama tersebut:
- Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya
- Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) Budi Santoso Tanuwibowo
- Perwakilan Keuskupan Agung Jakarta
- Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Pdt Jacklevyn Manuputty.
- Presidium Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI) Engkus Ruswana
- Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Prof Philip K Widjaja
- Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Marsudi Suhud
- Ketua MUI Bidang Kerukunan Umat Beragama, Yusnar Yusuf
- Perwakilan Kepemimpinan Spiritual Eko Sriyanto Galgendu
Sembilan poin seruan perdamaian tokoh lintas agama
1. Kami menyampaikan duka cita yang mendalam dan turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya atas jatuhnya korban jiwa maupun luka-luka akibat peristiwa yang terjadi belakangan ini. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan dan para korban mendapatkan kedamaian dan surga di sisi Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT.
2. Mari kita bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi, terutama yang beredar melalui media sosial, pesan berantai, atau berita yang belum jelas kebenarannya guna menjaga kondisi damai sebagai modal utama menjaga kehidupan bersama.
Baca juga: Perbaikan Fasilitas Umum yang Rusak Akibat Demo Diperkirakan Selesai dalam Waktu 6 Bulan
3. Mengingatkan kepada semua pihak tentang bahaya benturan, adu domba. Karena itu mari kita saling mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap segala bentuk upaya adu domba antar agama, antar suku, maupun antar golongan, serta benturan antara masyarakat dan aparat keamanan.
4. Mari kita sampaikan aspirasi dan pendapat dalam bingkai kebenaran, kasih sayang, dan keadilan. Perbedaan adalah bagian dari demokrasi, tetapi jangan sampai diperalat untuk merusak persatuan dan kesatuan.
5. Menolak segala bentuk kekerasan dan anarkisme, adu-domba di media sosial, juga perusakan fasilitas umum, maupun tindakan kekerasan yang mencederai ajaran agama dan nilai luhur bangsa. Hak menyampaikan pendapat dijamin oleh konstitusi, namun harus diwujudkan dengan cara damai, bermartabat, dan beradab demi menjaga kehormatan rakyat dan bangsa.
6. Mengajak aparat bertindak adil dan bijaksana bersama pemimpin eksekutif, legislatif yudikatif, serta aparat keamanan untuk mendengar aspirasi rakyat dengan hati yang bijaksana dan penuh welas asih.
7. Kami mendesak aparat penegak hukum bertindak profesional, transparan, dan tidak bertindak berlebihan serta mengedepankan dialog serta mediasi dalam menangani situasi yang berkembang sehingga dapat mewujudkan rasa aman dan nyaman.
8. Kami mengajak seluruh umat beragama untuk memperkokoh persatuan, toleransi, dan solidaritas. Hanya dengan kebersamaan tanpa membedakan suku, agama, maupun golongan, kita dapat menjaga bangsa tetap rukun, tentram, dan harmonis dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kita berharap peristiwa ini menjadi cermin bagi para pemimpin bangsa untuk melakukan evaluasi dan refleksi bersama, agar kita mampu menjalankan kepemimpinan yang adil, tulus, dan mengutamakan kesejahteraan rakyat. Dengan kepemimpinan yang berbela rasa dan berkeadilan, masyarakat akan merasakan hadirnya negara yang mengayomi, melindungi, serta menghadirkan kedamaian.
9. Kami tokoh lintas agama mendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam menyelesaikan berbagai persoalan bangsa seperti penegakan hukum dalam pemberantasan korupsi, tindakan kekerasan, penyalahgunaan kekuasaan, dan lain-lain.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.