Tribunners / Citizen Journalism
Internet dan AI, Empat Strategic Initiative Memperkuat Pers Indonesia
Internet dan AI jadi tantangan pers. Dahlan Dahi ungkap empat strategi kunci agar media tetap kuat menjaga demokrasi di Indonesia.
Pers yang kehilangan pembaca dan iklan seperti raja yang kehilangan prajurit. Pengaruhnya berkurang, termasuk pengaruhnya membangun dan memelihara demokrasi.
Guncangan Baru AI
Spiral kerusakan pers akibat internet belum sepenuhnya selesai. Masih berlangsung. Badai PHK pun masih berlangsung. Dan akan terus berlangsung. Kita sedang menyaksikan spiral kehancuran salah satu lembaga penting dalam masyarakat.
Spiral kerusakan itu belum berhenti bergulung. Pada November 2022, muncul guncangan baru ketika OpenAI merilis ChatGPT untuk publik, disusul Gemini dan Copilot.
AI, seperti internet, bermanfaat bagi publik, juga pers. Tetapi, seperti internet, AI akan memiliki dampak spiral juga kepada pers.
Ada dua elemen utama: produktivitas dan distribusi. Di sisi produktivitas, AI membantu proses produksi pers. Misalnya, mengubah teks menjadi audio dan sebaliknya. Mengubah video menjadi teks atau sebaliknya. AI juga membantu fact checking. Membantu memberikan bahan informasi kepada jurnalis saat mencari dan mengolah informasi menjadi berita.
Masalahnya, aplikasi AI seperti ChatGPT, Gemini, dan Copilot juga adalah platform distribusi berita —seperti juga Google Search atau Facebook Feed di era internet.
Sebagai platform distribusi, AI saat ini sudah berdampak ke publisher berupa penurunan jumlah trafik (pembaca) yang signifikan. Salah satu yang meresahkan adalah fenomena zero click. Berita dari pers muncul di hasil percakapan dengan aplikasi AI tapi user (pembaca) tidak perlu meng-klik berita karena sudah mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Atau, terkadang, situasi lebih buruk terjadi: intisari berita buatan AI yang diolah dari berita-berita publisher tidak disebutkan sumbernya sama sekali.
Setidaknya dua hal merugikan publisher. Pertama, beritanya menjadi raw material gratis, dipakai mesin AI untuk training data –semacam guru bagi AI. Semakin bagus data untuk training, makin pintar AI-nya. Kedua, beritanya disajikan kepada user. Baik yang pertama maupun yang kedua, sebagian besar, tanpa kompensasi yang adil ke publisher sebagai pemilik berita.
Dalam hal ini, muncul isu baru, selain isu monopoli: copyright atau hak cipta. Pers tidak dilindungi UU yang memadai.
Satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam fungsi AI sebagai platform distribusi: AI tidak hanya me-retrieve (menarik) berita, seperti para era search dan feed di internet, tapi juga memiliki kemampuan memutuskan sendiri. AI can make a decision. AI memiliki kapabilitas memformulasikan kalimat baru. Dengan kata lain, AI memiliki kemampuan memproduksi informasi baru. Dia juga membentuk pendapat publik, karena itu memiliki kemampuan membangun collective imagination.
Artinya, dengan AI, pendapat publik dibentuk tidak hanya oleh human journalist dan human non-journalist tapi juga oleh mesin AI.
Saat ini, kita hidup dalam satu dunia di mana ada tiga aktor yang memiliki kemampuan memproduksi informasi dan membentuk pendapat publik: jurnalis, warga non-jurnalis, dan artificial intelligence. Dua yang pertama hasil kerja human intelligence, sedangkan yang kedua adalah machine intelligence. Interaksi ketiga aktor itu mempengaruhi apa yang kita lihat, membentuk dan memberi meaning atas realitas, dan membangun collective imagination.
Pertanyaannya, bagaimana memperkuat pers?
Strategic Initiative
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
| Penetrasi Internet di Sejumlah Daerah Tinggi Tapi Indeks Literasi Publik Masih Rendah |
|
|---|
| Aplikasi Generative AI Bersama Sekolah di Jabar Pecahkan Rekor Guinness |
|
|---|
| Tribunnews.com Konsisten Dukung Pengentasan Stunting Sejak 2003, Jangkau 34 Provinsi |
|
|---|
| Komisi I DPR Dorong Pemerintah Terus Percepat Penetrasi Akses Internet ke Pelosok Desa |
|
|---|
| Peneliti: Pemerintah Harus Pastikan Masyarakat Mendapatkan Proteksi Data Atas Layanan Internet di RI |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.