Tribunners / Citizen Journalism
Setahun Pemerintahan Prabowo dan Tantangan Kepemimpinan yang Humanistik
Satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menjadi momentum penting dalam perjalanan politik dan manajerial bangsa Indonesia.
Dalam dunia yang semakin digital, empati justru menjadi pembeda utama antara pemimpin sejati dan sistem yang dingin tanpa jiwa.
Kepemimpinan yang humanistik tidak berarti lemah terhadap teknologi, tetapi justru mampu menundukkan teknologi di bawah nilai-nilai moral. Seperti kata filsuf Michael Sandel, “Tidak semua yang bisa dijual seharusnya dijual.”
Dalam konteks kepemimpinan nasional, tidak semua yang bisa didigitalisasi seharusnya dilakukan—terutama bila itu mengorbankan nilai manusia dan kebebasan sosial.
Setahun Prabowo memimpin adalah tahun pembelajaran besar bagi bangsa.
Pemerintahan ini telah menunjukkan arah baru: cepat, tegas, dan berbasis data. Namun, agar visi itu menjadi berkelanjutan, dibutuhkan sesuatu yang lebih dalam dari sekadar efisiensi: yaitu kebijaksanaan moral.
Indonesia tidak hanya membutuhkan smart government, tetapi juga wise leadership. Kepemimpinan yang memadukan rasionalitas teknologi dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Kepemimpinan yang memahami bahwa di balik setiap angka statistik ada wajah manusia, di balik setiap kebijakan ada nilai moral, dan di balik setiap kemajuan digital ada tanggung jawab etis.
Di abad algoritma ini, teknologi memang mempercepat segalanya tapi hanya moralitas yang mampu memberi arah. Dan di situlah tantangan terbesar Presiden Prabowo: bukan sekadar memimpin dengan kekuatan, tetapi memimpin dengan kebijaksanaan.
Catatan tentang Penulis:
Odjie Samroji sebelumnya pernah menulis beberapa artikel di beberapa jurnal dan media, antara lain:
Mei 2024: Peningkatan Penerimaan Santri Baru Berbasis Digital Marketing dan Inovasi Layanan Dengan ICT Literacy Sebagai Variabel Mediasi (Study Empiris Pada Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School (MBS Yogyakarta), dimuat di PQDT-Global.
Juni 2024: Increasing the Acceptance of New Santri with Digital Marketing and Service Innovation through ICT Literacy at Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta dimuat di Advances in Social Humanities Research.
2024: Optimalisasi Maqashid Syariah Pada Perbankan Syariah Melalui Islamic Intellectual Capital dan Islamic Corporate Governance, dimuat di Jurnal of Syntax Literate.
Penulis juga pernah menulis beberapa judul buku diantaranya:
1. Cara Dahsyat Menjadi Guru Hebat diterbitkan Diandra (ISBN 978-623-240-011-5)
2. Berani Bermimpi, diterbitkan Diandra (Diandra ISBN: 978-602-225-505-5)
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
| Pimpinan Komisi X DPR Setuju Sekolah Ajarkan Bahasa Portugis, Tapi Perlu Pertimbangan Serius |
|
|---|
| Indonesia-Brasil Teken MoU, Perkuat Kerja Sama Sektor ESDM |
|
|---|
| Direktur Eksekutif IPO: Gibran Rakabuming Raka Jadi Beban Politis bagi Prabowo Subianto |
|
|---|
| Respons Cak Imin Soal Presiden Prabowo Setuju Pembentukan Ditjen Pesantren di Kemenag |
|
|---|
| 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, CELIOS Sebut 3 Hal Harus Jadi Evaluasi |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.