Tribunners / Citizen Journalism
Pahlawan daripada Soeharto
Soeharto nyaris dapat dipastikan akan menjadi salah satu Pahlawan Nasional dari 40 tokoh yang tahun ini diusulkan pemerintah.
Oleh: Karyudi Sutajah Putra
Analis Politik Konsultan & Survei Indonesia (KSI)
TRIBUNNEWS.COM - Batas kita cuma sebuah cermin.
Dan cermin itu buram waktu gerimis.
Waktu para loyalis "the smiling general" tersenyum tipis.
Ya, Soeharto nyaris dapat dipastikan akan menjadi salah satu Pahlawan Nasional dari 40 tokoh yang tahun ini diusulkan Kementerian Sosial ke Dewan Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan (DTK).
Menteri Sosial Saifullah Yusuf, dengan dalih merupakan usulan dari daerah-daerah, mengusulkan Presiden ke-2 RI itu sebagai salah satu dari 40 nama calon Pahlawan Nasional kepada Ketua DTK Fadli Zon.
Fadli yang juga Menteri Kebudayaan itu menyatakan, Soeharto memenuhi kriteria sebagai Pahlawan Nasional.
Ketua MPR Ahmad Muzani setali tiga uang. Politikus Partai Gerindra ini menyatakan, MPR periode 2019-2024 sudah menyatakan Soeharto "clean" alias bersih dari tuduhan korupsi yang dialamatkan kepada penguasa rezim Orde Baru selama 32 tahun itu.
Begitu pun Bambang Soesatyo, Ketua MPR 2019-2024 yang juga Wakil Ketua Umum Partai Golkar.
Diketahui, MPR periode 2019-2024 mencabut nama Soeharto dari Ketetapan (TAP) MPR Nomor 11 Tahun 1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
Muzani kemudian menyerahkan keputusan apakah Soeharto akan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional atau tidak kepada Presiden Prabowo Subianto.
Prabowo adalah eks menantu mendiang Soeharto yang mempersunting Siti Hediati Harijadi alias Titik Soeharto sebagai istrinya.
Sudah barang tentu Prabowo pun akan menyetujui usulan gelar Pahlawan Nasional buat Soeharto.
Pada 10 November nanti, atau bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional, Soeharto yang semasa hidupnya dikenal sebagai "the smiling general" atau "jenderal yang suka tersenyum" ini akan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Fadli Zon, selain dikenal sebagai orang dekat Prabowo, juga orang dekat keluarga besar penguasa Orde Baru di ujung kekuasaan Soeharto. Jadi wajar ketika Fadli Zon setuju dengan pemberian gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto.
Ahmad Muzani juga dikenal sebagai orang dekat Prabowo setelah puluhan tahun menjadi Sekretaris Jenderal Partai Gerindra yang kini diketuai bekas Komandan Jenderal Kopassus itu. Jadi, seperti Prabowo, Muzani pun sudah barang tentu menyetujui usulan gelar Pahlawan Nasional buat Soeharto.
Ironis, memang. Jika nanti Soeharto benar-benar mendapatkan gelar Pahlawan Nasional, maka tak jelas sudah batas antara era Orde Baru dan era Reformasi. Semua campur-aduk.
Tak ada pahlawan dan tak ada pecundang. Batas keduanya sungguh buram.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
| Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional Dikritik, Mensos: Manusia Ada Kekurangan dan Kelemahan |
|
|---|
| Marsinah Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, YLBHI: Lebih Penting Pengungkapan Kasusnya |
|
|---|
| KontraS: Soeharto Tidak Layak untuk Diberikan Gelar Pahlawan |
|
|---|
| Politikus PDIP Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Reformasi 98 Jadi Tidak Bermakna |
|
|---|
| Legislator PDIP Kritik Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Aktivis 98 Nanti Dianggap Pengkhianat |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.