Tribunners / Citizen Journalism
Masih Lama Internet Cepat Masuk 3T
Internet murah 1,4 GHz digelar di wilayah 3T. Surge & MyRepublic tantang dominasi Telkom demi konektivitas nasional.
Moch. S. Hendrowijono
- Aktif sebagai Wartawan dan Penulis Lepas
- Semasa aktif bekerja, ia pernah menjadi wartawan/editor di Kompas (1974-2005), Wapemred/Editor di Harian Sriwijaya Post (1990-1991 & 1995-1996), dan saat ini masih menjadi wartawan di SinyalMagz ex Gramedia (sejak 2003).
TRIBUNNEWS.COM - Di dunia yang sudah masuk ke alam digitalisasi tidak bisa menafikan peran internet dalam kehidupan manusianya. Layanan internet pun sudah menjelma menjadi kebutuhan pokok seperti makan dan minum, dan bukan sekadar hiburan.
Di negara tetangga, Singapura, Malaysia, atau Korea dan Jepang layanan internet bahkan sudah masuk sampai dapur dan kamar kecil.
Di banyak kawasan Indonesia jangankan masuk ruang tamu, mengetuk pintu saja belum, misalnya di sebagian besar Papua dan sebagian NTT, NTB, Kalimantan, dan Sulawesi.
Internet kalaupun ada, masih mahal harganya, tidak terjangkau kalangan yang tidak beruntung. Selain itu, bahkan di beberapa tempat di Pulau Jawa saja, anak-anak sekolah masih harus naik ke atas perbukitan untuk mendapat sinyal internet.
Kementerian Komunikasi Digital (Komdigi) pun berupaya menampilkan layanan internet cepat yang murah di kawasan yang belum mendapat layanan internet, dengan menebar spektrum frekuensi rendah, 1,4GHz atau 1400 MHz.
Lelang pun sudah dilaksanakan dengan dua pemenang, PT Telemedia Komunikasi Pratama, anak usaha Surge (WIFI) dan Eka Mas Republik, pemilik MyRepublic. Frekuensi ini diharapkan dapat memperkuat infrastruktur jaringan internet nasional, terutama di wilayah dengan konektivitas terbatas.
Mayoritas kawasan selama ini didominasi layanan seluler dengan kualitas dan stabilitas yang belum merata. Dari sisi ekonomi, perluasan akses internet murah dinilai mampu mendorong aktivitas UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) yang otomatis memperkuat ekonomi daerah.
Ada tiga entitas yang ikut lelang, Telkom dan kedua pemenang tadi, Surge dan MyRepublic. Telkom kalah di tiga regional, sementara Surge memenangi Regional Satu dengan wilayah emas, Jawa, selain Papua dan Maluku serta Maluku Utara.
MyRepublic malah memenangi dua regional, Regional Dua (Sumatera, Bali dan Nusa Tenggara), dan Regional Tiga dengan cakupan wilayah Kalimantan dan Sulawesi.
Sub kontraktor
Bagi Surge, Jawa akan jadi tambang emas, namun Papua terutama, dan Maluku, akan penuh tantangan untuk mengelolanya karena keduanya memiliki kendala geografis selain permukiman yang tersebar.
MyRepublic punya ladang emas di sebagian besar Sumatera, keseluruhan Bali tetapi kendala banyak Nusa Tenggara, baik Timur maupun Barat.
Di Regional 3, kendala antara iya dan tidak di Kalimantan dan Sulawesi tetapi faktor emas hanya ada di sebagian perkotaan. Mestinya tidak jadi persoalan karena sasaran peluncuran spektrum frekuensi 1,4 GHz adalah wilayah dengan konektivitas terbatas, bahkan yang blank sama sekali.
Dibanding kedua pemenang, Telkom sebenarnya memiliki keunggulan yang mampu melibas hampir semua kawasan yang berkendala, bahkan kelompok operator itu punya prasarana penunjang yang siap pakai.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
| Komisi I DPR Dorong Pemerintah Terus Percepat Penetrasi Akses Internet ke Pelosok Desa |
|
|---|
| Peneliti: Pemerintah Harus Pastikan Masyarakat Mendapatkan Proteksi Data Atas Layanan Internet di RI |
|
|---|
| Ada Puluhan Juta Ancaman Siber, Kemitraan Perkuat Keamanan Digital di Indonesia Terus Ditingkatkan |
|
|---|
| Internet dan AI, Empat Strategic Initiative Memperkuat Pers Indonesia |
|
|---|
| Kunci Jawaban Modul 3.10 Pemanfaatan Internet Secara Sehat - Bagian 2, Dapat Nilai 100 |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.