Tribunners / Citizen Journalism
Fenomena Gaya Kepemimpinan 'Showman': Purbaya Antara Ketegasan dan Panggung Publik
Gaya blak-blakan Menkeu Yudhi Sadewa Purbaya memicu debat publik: otentik dan tegas, atau hanya pertunjukan politik di era media sosial?
Gaya seperti ini memuaskan kebutuhan emosional masyarakat akan representasi diri dalam kekuasaan. Ini yang dalam psikologi sosial disebut identifikasi simbolik, ketika publik melekatkan harapan dan identitasnya pada figur yang dirasa sejalan dengan emosinya.
Namun secara sosiologis, fenomena ini juga menandai pergeseran dari politik rasional ke politik teatrikal.
Masyarakat kini tak lagi menilai kebijakan dari substansinya, melainkan dari bagaimana kebijakan itu dipentaskan. Kamera menjadi instrumen baru legitimasi. Bukan lagi apa yang dikerjakan, melainkan bagaimana ia tampak bekerja.
Padahal esensi kepemimpinan tidak terletak pada gestur heroik, melainkan pada kemampuan mengubah sistem.
Pemimpin sejati bukan yang paling sering turun ke gorong-gorong, marah di depan publik, atau membawa kamera ke mana-mana, melainkan yang berani menendang benalu di institusinya, menata ulang sistem yang rusak, dan tetap bekerja meski tanpa sorotan kamera.
Tulisan ini tentu bukan hendak menghakimi Menkue Purbaya. Kepemimpinannya bahkan belum genap dua bulan, dan publik masih patut berharap ada terobosan nyata dari gaya blak-blakan itu.
Namun harapan harus tetap berjarak dari euforia. Karena setiap kali kamera dinyalakan, selalu ada kemungkinan realitas berubah menjadi kekecewaan
Kita memang sudah muak dengan birokrat berwajah lembut namun licin di balik meja. Tapi kita juga perlu waspada terhadap kebalikannya, pejabat yang berwajah keras tapi miskin arah.
Di antara dua ekstrem itu, seharusnya ada ruang ketiga, yaitu kepemimpinan yang tegas tapi reflektif, otentik dan tidak teatrikal, populer tapi tetap rasional.
Mungkin di situlah tantangan terbesar Purbaya, dan kita semua sebagai penonton politik, untuk tidak lagi terperangkap dalam pesona artifisial kepemimpinan performatif, melainkan kembali melihat inti, apakah kebijakan itu benar-benar menyehatkan sistem, memperbaiki moral birokrasi, dan membawa manfaat nyata bagi rakyat?
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
| Purbaya vs Hasan Nasbi, Menkeu: Saya Koboi Itu Perintah Presiden, Saya Nggak Berani Gerak Sendiri |
|
|---|
| Pengamat: Perlu Banyak Sosok 'Purbaya' di Kabinet Prabowo |
|
|---|
| Ini Strategi Menkeu Purbaya Bayar Utang Pemerintah Senilai Rp 9.138 Triliun |
|
|---|
| Pengusaha Gym Minta Menkeu Purbaya Hilangkan Pajak Usaha Kebugaran |
|
|---|
| Menkeu Purbaya Bantah Kabar Berselisih dengan Misbakhun: Kita Saling Dukung |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.