Rabu, 29 Oktober 2025

Pengusaha Gym Minta Menkeu Purbaya Hilangkan Pajak Usaha Kebugaran

Pemerintah diminta memberikan subsidi terutama untuk impor teknologi dan peralatan gym agar bisnis ini makin berkembang di Indonesia.

Istimewa
USUL HAPUS PAJAK GYM - Harryadin Mahardika, Principal of PT. Precision Gym Indonesia dan tim di pembukaan Precision Gym di Jalan Sisingamangaraja, Jakarta Selatan, Sabtu, 25 Oktober 2025. 

 

Ringkasan Berita:
  • Pengusaha gym meminta kepada Menteri Keuangan Purban Yudhi Sadewa agar menghapus pajak usaha kebugaran.
  • Nilai pajak kebugaran saat ini tinggi dan disamakan dengan pajak hiburan.
  • Pemerintah juga diminta memberikan subsidi terutama untuk impor teknologi dan peralatan gym agar bisnis ini makin berkembang di Indonesia.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengusaha gym meminta kepada Menteri Keuangan Purban Yudhi Sadewa agar menghapus pajak usaha kebugaran seperti gym sektor usaha ini semakin menarik minat investor untuk masuk.

Harryadin Mahardika, Principal of PT. Precision Gym Indonesia mengatakan, pajak yang dikenakan pemerintah pada industri gym saat ini sangat tinggi, karena nilai pajaknya disamakan dengan pajak usaha hiburan. 

“Jadi saya menantang Menkeu Pak Purbaya untuk mencabut pajak untuk gym, karena akhirnya membatasi ekspansi pengusaha gym," kata dia.

Besaran pajak hiburan di Indonesia bervariasi dan tidak ada satu tarif tunggal yang ditentukan oleh jenis hiburan dan kebijakan pemerintah daerah.

Baca juga: Ada Pegawai Pajak Tigaraksa Banten Tagih Tunggakan Jam 5 Pagi, Purbaya: Stres, Mabuk Kali Malamnya

Tarif normal pajak hiburan maksimal 10 persen jika mengacu pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (UU HKPD).

Sementara, tarif Khusus untuk hiburan jenis tertentu dikenakan 40 sampai 75 persen seperti diskotek, karaoke, klub malam, bar, dan panti pijat/spa. 

Dia mengatakan, industri gym di Indonesia punya potensi besar. Saat ini jumlah usaha gym, yang kualitas dan konsepnya dianggap memadai sekitar 3 ribu.

“Tapi jumlah 3 ribu usaha gym yang sekarang beroperasi itu ternyata jauh sekali dari kebutuhan. Jadi kalau kita punya 300 juta penduduk, berarti 1 gym untuk 100 ribu orang. Jadi sangat-sangat kurang memadai sekali,” kata Harryadin Mahardika di sela pembukaan Precision Gym di Jalan Sisingamangaraja, Jakarta Selatan, akhir pekan lalu.

Dia mengatakan, jumlah usaha gym yang benar-benar dikelola dengan bagus jumlahnya masih sedikit sekali. Padahal gym adalah salah satu pilar pertama untuk mendorong prestasi olahraga.

Subsidi ke Industri Gym Agar Berkembang

Menurutnya, usaha gym juga menjadi pilar untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya penyakit-penyakit kronis. Dia mengutip istilah "bangsa yang sehat, dimulai dari masyarakat yang sehat." Karena itu, Harryadin mendorong agar negara berinvestasi dengan memberikan subsidi pada industri gym.

"Dari sisi pengadaan teknologi gym saya juga merasa usaha gym ini terbatasi. Menurut saya, alat gym juga jangan dikenakan pajak."

"Kalau bisa malah disubsidi, jadi kita akan punya industri gym yang vibran, yang ekspansif, dan terjangkau,” kata Harryadin bersemangat. 

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved