Tribunners / Citizen Journalism
Pemanis Non-Gula dan Masa Depan Kesehatan Publik
FIA dorong reformulasi produk dengan pemanis non-gula untuk atasi lonjakan penyakit akibat konsumsi gula berlebih.
Matt Kovac
- Chief Executive Officer dari Food Industry Asia
- Singapore Packaging Partnership Programme
FIA adalah organisasi keanggotaan nirlaba yang dikelola secara profesional yang didirikan pada tahun 2010 oleh konsorsium perusahaan makanan dan minuman multinasional terkemuka.
FIA berfungsi sebagai suara terpadu untuk industri, mengadvokasi kebijakan dan praktik yang mendorong sektor makanan dan minuman yang berkembang dan berkelanjutan di seluruh kawasan Asia Pasifik.
TRIBUNNEWS.COM - Di tengah lonjakan penyakit tidak menular akibat konsumsi gula berlebih, negara-negara Asia Tenggara mulai menyatukan langkah.
Pemanis non-gula kini dipandang sebagai solusi ilmiah yang aman dan strategis untuk mendukung reformulasi produk pangan yang lebih sehat.
Lewat kolaborasi lintas sektor, kawasan ini bergerak menuju masa depan pangan yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Pemanis non-gula (juga disebut pemanis rendah atau tanpa kalori) adalah bahan tambahan makanan yang memberikan rasa manis seperti gula, tetapi dengan kalori yang jauh lebih rendah atau bahkan nol kalori.
Pemanis ini sering digunakan dalam produk makanan dan minuman untuk membantu mengurangi asupan gula tanpa mengorbankan rasa manis.
Penyakit Tidak Menular Terkait Pola Makan (PTM Terkait Diet) terus menjadi kekhawatiran yang berkembang di kawasan ini, dengan konsumsi gula berlebih diakui sebagai faktor kontributor utama.
Pemerintah di seluruh Asia Tenggara memajukan berbagai inisiatif kesehatan masyarakat, termasuk memperkuat sistem pelabelan nutrisi dan mendorong reformulasi produk untuk mendukung pilihan pola makan yang lebih sehat.
Negara-negara Asia Tenggara menghadapi tantangan serupa berupa konsumsi gula yang tinggi dan meningkatnya Penyakit Tidak Menular, menekankan bahwa pengurangan gula dan penggunaan Pemanis Non-Gula memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan pangan yang lebih sehat.
Saya menyoroti pentingnya menyatukan ilmu pengetahuan, kebijakan dan industri untuk memperkuat kolaborasi dan memajukan tujuan bersama untuk meningkatkan hasil kesehatan masyarakat.
Mengutip beban signifikan Penyakit Tidak Menular pada sistem kesehatan negara dan posisinya sebagai penyebab kematian utama, langkah-langkah baru akan mencakup implementasi sistem pelabelan nutrisi "Nutri-Level" di bagian depan kemasan untuk menginformasikan konsumen tentang kandungan gula, garam, dan lemak dalam produk pangan.
Inisiatif ini merupakan bagian dari transformasi kesehatan nasional yang lebih luas yang menekankan pendekatan seluruh pemerintah dan seluruh masyarakat, mendorong kolaborasi multi-pemangku kepentingan untuk mendorong reformulasi produk dan menciptakan lingkungan pangan yang lebih sehat bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan dalam Lokakarya Ilmiah & Regulasi Regional bertema “Scientific Solutions for Public Health : Enabling Policies to Unlock Reformulation with Non-Sugar Sweeteners Science”.
	Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
	
	
	 Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com. 
| Menaker Yassierli Dorong Budaya K3 Human-Centered di Executive Meeting OSH |   | 
|---|
| Pansel BPJS Undang Publik Beri Masukan, Jamin Seleksi Berjalan Tanpa Intervensi |   | 
|---|
| Beasiswa Pendidikan Dokter Spesialis untuk Palestina, Bentuk Diplomasi Kemanusiaan Lewat Pendidikan |   | 
|---|
| Perkuat Sistem Pertahanan Kesehatan Nasional Perlu Kolaborasi Antar Kementerian |   | 
|---|
| Kepala Cabang BPJS Kesehatan Uji Pengalaman Peserta JKN lewat Kegiatan BPJS Kesehatan Menyapa |   | 
|---|
 
							 
							 
							 
				
			 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.