Pemerintah Siapkan 6 Paket Insentif, Diskon Tarif Listrik hingga Tiket Pesawat, Berlaku Mulai 5 Juni
Pemerintah menyiapkan enam paket insentif untuk masyarakat, mulai diskon tarif listrik, diskon harga tarif tiket pesawat hingga bantuan subsidi upah.
Penulis:
Nitis Hawaroh
Editor:
Choirul Arifin
Tekanan inflasi dan belum optimalnya stimulus fiskal langsung menjadi faktor-faktor yang memengaruhi lemahnya konsumsi domestik.
Selanjutnya, kebijakan fiskal pemerintah pada awal tahun ini menunjukkan kecenderungan yang lebih hati-hati, belanja pemerintah mengalami kontraksi sebesar 1,38 persen.
Sementara itu, investasi juga menunjukkan tren pelemahan.
Indikator Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) hanya tumbuh 2,12 persen pada pada kuartal I 2025.
"Ini merupakan pertumbuhan investasi terendah dalam dua tahun terakhir," tutur Ketua Umum Apindo.
Penyaluran Kredit Perbankan Lesu
Sementara itu penyaluran kredit perbankan juga melemah terus hingga April. Secara keseluruhan kredit baru perbankan hanya tumbuh 8,88 persen dan tumbuh terendah sejak September 2023 berdasar data Bank Indonesia.
Selama Maret-April kredit baru hanya tumbuh single digit.
Mengutip Kontan, kredit modal kerja tercatat hanya tumbuh 4,62 persen secara tahunan, melambat dari pertumbuhan Maret sebesar 6,51 persen dan dari akhir tahun 2024 yang masih tumbuh 8,35 persen.
Perlambatan serupa juga terjadi pada kredit konsumsi, yang menurun dari 10,61 persen pada Desember menjadi 8,97 persen di April.
Sementara itu, kredit investasi masih menunjukkan pertumbuhan yang kuat di kisaran dua digit.
Kredit modal kerja diberkan kepada pelaku usaha untuk memenuhi kebutuhan operasional jangka pendek, seperti pembelian bahan baku dan biaya produksi.
Menurut Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan, perlambatan ekonomi saat ini terjadi akibat belum pulihnya daya beli masyarakat.
Baca juga: Daya Beli Masyarakat Bisa Naik Jika Pemerintah Permudah Investor Berbisnis
"Akhirnya permintaan kredit modal kerja tertekan. Dunia usaha sangat bergantung pada daya beli masyarakat," ujar Trioksa dikutip Kontan, Kamis (22/5/2025).
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) tidak merinci secara khusus tren pertumbuhan kredit modal kerjanya. Jika dibandingkan dengan total kredit per Maret 2025, segmen kredit modal kerja tampak tumbuh lebih lambat dibandingkan segmen lainnya.
EVP Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn, mengungkapkan bahwa kredit modal kerja BCA per Maret mencapai Rp 421,5 triliun atau tumbuh 9,4 persen secara tahunan.
Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional, BRI Salurkan BSU 2025 Senilai Rp2,25 Triliun |
![]() |
---|
Pesan Gibran untuk Penerima BSU: Uang Bantuan Jangan Dipakai Beli Rokok, Utamakan Sembako |
![]() |
---|
Wapres dan Menaker Tinjau Penyaluran BSU di Padang, Ingatkan Bantuan Tak untuk Judol |
![]() |
---|
Batas Pencairan BSU Berakhir 3 Agustus 2025, Pos Indonesia Catat 1 Juta Penerima Belum Mencairkan |
![]() |
---|
Batas Pencairan BSU di Kantor Pos Tinggal 3 Hari Lagi, Ikuti Petunjuk dan Syarat Mencairkannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.