Senin, 22 September 2025

Program 3 Juta Rumah

DPR Nilai Percepatan Program Rumah Subsidi Langkah Tepat, Tapi Perlu Hati-hati

Program rumah subsidi pemerintahan Presiden Prabowo menunjukkan  kemajuan signifikan dalam sisi kuantitas dan skema pembiayaan.

Tribunnews.com/Chaerul Umam
PROGRAM RUMAH SUBSIDI - Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syaiful Huda. Ia menilai program rumah subsidi pemerintahan Presiden Prabowo menunjukkan  kemajuan signifikan dalam sisi kuantitas dan skema pembiayaan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PKP) Maruarar Sirait menyatakan Presiden Prabowo meminta realisasi program rumah subsidi dipercepat. 

Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syaiful Huda menilai langkah ini tepat meskipun butuh kehati-hatian tinggi. 

“Program rumah subsidi pemerintahan Presiden Prabowo menunjukkan  kemajuan signifikan dalam sisi kuantitas dan skema pembiayaan, terutama melalui inovasi KUR Perumahan. Tapi perlu kehati-hatian mengingat ada beberapa masalah klasik yang harus diwaspadai,” ujar Syaiful Huda, Selasa (16/9/2025). 

Baca juga: BPS akan Rekap Data Capaian Pembangunan dan Renovasi Dalam Program 3 Juta Rumah

Sebagai informasi Presiden Prabowo Subianto memanggil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, (15/9) kemarin. Pertemuan ini membahas percepatan penyediaan rumah subsidi bagi masyarakat yang menjadi salah satu prioritas utama pemerintah.

Huda mengatakan percepatan realisasi rumah subsidi merupakan bagian dari Program 3 Juta Rumah Presiden Prabowo.

Menurutnya berbagai terobosan telah dilakukan oleh Kementerian PKP mulai dari kebijakan KUR untuk sektor perumahan, pelibatan swasta, BUMN,  hingga koordinasi lintas kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dalam merealisasikan program tersebut.

“Langkah-langkah tersebut tentu kita apresiasi, apalagi ada perkembangan signifikan terkait realisasi rumah subsidi di mana September ini sudah terealiasi 221.047 unit melalui akad kredit, pembangunan berjalan, hingga posisi ready stock,” katanya. 

Kendati demikian Huda mengingatkan sejumlah masalah klasik dalam penyediaan rumah subsidi masih menjadi tantangan.

 

Di antaranya minimnya sisi permintaan, adanya subsidi yang tidak tepat sasaran, potensi penyalahgunaan program oleh pengembang besar, hingga rendahnya mutu kualitas bangunan rumah subsidi.

“Selain itu perlu diperhatikan fenomena rumah kosong karena jauhnya lokasi pembangunan rumah subsidi dari pusat-pusat ekonomi di mana pembeli enggan untuk menempati,” urainya. 

Politikus PKB ini berharap Kementerian PKP terus menyempurnakan realiasi pembangunan rumah subsidi ini. Di antaranya melalui singkronisasi data data BPS, Dukcapil, BPJS Ketenagakerjaan untuk memastikan rumah subsidi benar-benar jatuh pada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Selain itu perlu dilakukan penguatan developer lokal agar pengembang kecil-menengah mendapatkan porsi setara untuk menyerap KUR untuk sektor Perumahan. “Kementerian PKP juga perlu membentuk tim independen untuk mengevaluasi kualitas bangunan dan kepatuhan developer terhadap standar rumah layak huni secara berkala,” katanya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan