AllianzGI: Pasar Keuangan Global Masih Dibayangi Ketidakpastian Geopolitik dan Stagflasi
Amerika Serikat menghadapi risiko stagflasi di mana inflasi berpotensi naik akibat tarif impor dan pertumbuhan ekonomi melemah.
Selain itu, utang pasar negara berkembang berpotensi mendapat keuntungan dari imbal hasil carry yang menarik serta pelemahan dolar AS, terutama pada obligasi lokal di negara-negara seperti Brasil, Afrika Selatan, dan Peru.
Di Amerika Serikat, instrumen TIPS atau Treasury Inflation-Protected Securities masih relevan sebagai proteksi terhadap risiko inflasi.
Selain itu, AllianzGI memperkirakan dolar AS akan melemah, dengan euro dan won Korea berpotensi menguat.
Pasar ekuitas negara yang sedang berkembang dapat diuntungkan oleh melemahnya dolar, peningkatan pendapatan perusahaan, kondisi underallocation dari para investor, dan momentum harga yang kuat. Emas tetap dianggap sebagai aset lindung nilai utama di tengah volatilitas pasar.
“Diversifikasi akan menjadi sangat penting, termasuk di semua rangkaian aset yang lebih luas. Seiring dengan makin banyaknya negara yang menerapkan kebijakan moneter dan fiskal yang berbeda satu sama lain, gambaran investasi global pun menjadi makin terfragmentasi."
"Imbal hasil bergerak dalam tingkat yang berbeda-beda secara global, yang menekankan perlunya portofolio obligasi yang terdiversifikasi,” jelas Tim CIO AllianzGI.
Hadapi Dinamika Geopolitik Global, Bamsoet Ajak IKAL Lemhannas Perkuat Ketahanan Nasional |
![]() |
---|
Prabowo: Indonesia Hadapi Tarif Amerika Serikat dengan Tenang Tanpa Emosi |
![]() |
---|
Presiden Prabowo: Saya Tidak Rela Rakyat Indonesia Dimiskinkan Terus |
![]() |
---|
Moeldoko di Jepang: Saatnya Politik Kasih Sayang Hadir dalam Resolusi Konflik Global |
![]() |
---|
Kesepakatan Tarif Indonesia-AS: Strategi Prabowo Jaga Netralitas Geopolitik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.