Kembangkan Pemurnian Silika, Kemenperin dan ITB Perkuat Hilirisasi Industri Strategis
Sinergi dengan ITB sebagai upaya pemerintah memacu industrialisasi dan meningkatkan daya saing nasional.
Ringkasan Berita:
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat hilirisasi bahan galian nonlogam, salah satunya silika untuk meningkatkan nilai tambah sektor industri prioritas nasional.
Silika merupakan terdiri dari satu atom silikon dan dua atom oksigen.
Senyawa ini merupakan mineral yang sangat melimpah di kerak bumi dan ditemukan secara alami pada berbagai batuan seperti granit, tanah liat, dan pasir, serta juga bisa diproduksi secara sintetis. Silika memiliki banyak kegunaan di berbagai industri, seperti pembuatan kaca, keramik, dan semen.
Wujud nyata dari komitmen tersebut adalah penandatanganan Kesepakatan Kerja Sama (KKS) antara Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin dengan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Baca juga: Penggunaan PLTS Atap Dongkrak Hilirisasi Industri Pasir Silika di Indonesia, Salah Satunya Rempang
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, kerja sama ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memacu industrialisasi dan meningkatkan daya saing nasional.
"Kami berharap melalui kerja sama ini mampu menyusun kajian teknologi dan mendukung program prioritas nasional industrialisasi bahan galian nonlogam, seperti silika dan grafit," ungkap Menperin dalam keterangannya, Selasa (28/10/2025).
Pada 2025 Kemenperin bersama ITB akan menyusun Kajian Teknologi Pengolahan dan/atau Pemurnian Silika menjadi Metallurgical-Grade Silicon berbasis sumber daya mineral nasional.
Selain itu, juga dilakukan Kajian Teknologi Pemurnian Grafit Alam dan Pengolahan Grafit Sintetis untuk mendukung ekosistem industri kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) nasional.
Kajian ini dinilai penting karena potensi silika di Indonesia sangat besar.
Berdasarkan data Kementerian ESDM tahun 2025, sumber daya mineral silika, baik dalam bentuk pasir silika/kuarsa, batu kuarsa, maupun kuarsit mencapai 27 miliar ton, dengan cadangan sebesar 7 miliar ton.
Direktur Jenderal IKFT Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier mengatakan, industrialisasi bukan sekadar pengolahan produk, tetapi juga mencakup kesiapan teknologi dan basis ilmiah yang kuat dalam pengambilan kebijakan.
"Kerja sama ini memiliki arti penting, karena kajian yang dihasilkan nantinya tidak hanya menjadi referensi penyusunan kebijakan, tetapi juga memastikan pengembangan dan pemanfaatan teknologi di sektor pengolahan mineral dapat sesuai dengan kebutuhan industri dan masyarakat," ungkap Taufiek.
Sejak 2024, Ditjen IKFT telah menjalankan dua program prioritas nasional, salah satunya adalah Industrialisasi Silika menjadi Wafer Silikon untuk mendukung kemandirian industri Photovoltaic (PV) Module dan Semikonduktor dalam negeri.
Silika menjadi salah satu komoditas penting karena digunakan dalam berbagai industri strategis seperti ban, kaca, semen, hingga komponen semikonduktor.
| Sinergi Regulator dan Industri Tingkatkan Kepercayaan di Industri Keuangan Derivatif |
|
|---|
| Pasokan Bahan Baku Impor Masih Dominan, Sektor Pelapisan RI Belum Tangguh |
|
|---|
| HIMKI Dukung Langkah Menkeu Purbaya Berantas Praktik Impor Pakaian Bekas Ilegal |
|
|---|
| Industri Tekstil Kembali Tumbuh, Sumbang 0,98 Persen ke PDB Nasional |
|
|---|
| Menperin Agus Gumiwang Ungkap Pertumbuhan Industri TPT RI Semakin Positif, Serap 3,76 juta Pekerja |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.