Jumat, 31 Oktober 2025

Sandiaga Uno: Era Baru Bisnis Adalah Kolaborasi, Bukan Kompetisi

Sandiaga menegaskan bahwa kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia terletak pada kemampuan dunia usaha untuk berinovasi.

Penulis: Wahyu Aji
ist
EKOSISTEM USAHA - Sandiaga Salahuddin Uno, pengusaha multi-industri dan mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2019–2024, yang menyampaikan pidato bertajuk “Makna Bisnis Simbiosis dan Outlook Ekonomi 2026.” 

Ringkasan Berita:
  • Forum kolaboratif untuk penguatan ekosistem usaha
  • Sorotan pada peran UMKM dan transformasi digital
  • Ajakan untuk menerapkan prinsip bisnis modern

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ratusan pelaku usaha, pemilik pabrik, dan brand kreatif nasional hadir dalam Simbiosis Bisnis 2025.

Forum kolaboratif bertema 'Inovasi, Adaptasi, dan Kolaborasi Menuju Ekonomi Indonesia yang Tangguh' ini digelar di Gedung Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Kamis (29/10/2025).

Baca juga: Sandiaga Uno Dorong IKA UC Surabaya Menjadi Penggerak Ekonomi Kreatif dan Inovasi Sosial

Kegiatan ini menjadi wadah business matching dan networking antara industri dan pelaku usaha lokal, dengan tujuan memperkuat ekosistem ekonomi yang lebih berdaya saing dan berkelanjutan.

Sejumlah pembicara inspiratif turut berbagi wawasan, di antaranya Ryan Maurice Tallulah, pengusaha multibisnis, Edho Zell, CEO, Tretan Muslim, serta Ivan Ruben dari Google Indonesia.

Baca juga: PN Bojonegoro Eksekusi Rumah Paniteranya, Berawal dari Tak Bisa Bayar Untung Bisnis Tambang Pasir

Puncak acara diisi oleh kehadiran Sandiaga Salahuddin Uno, pengusaha multi-industri dan mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2019–2024, yang menyampaikan pidato bertajuk “Makna Bisnis Simbiosis dan Outlook Ekonomi 2026.”

Sandiaga menegaskan bahwa kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia terletak pada kemampuan dunia usaha untuk berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi lintas sektor di tengah ketidakpastian global.

“Kita harus berani berubah. Dunia usaha tidak lagi bisa berjalan sendiri-sendiri—ini adalah eranya kolaborasi untuk tumbuh bersama," ujar Sandiaga.

Sandiaga menilai UMKM memiliki peran vital karena menyumbang 61 persen terhadap PDB nasional dan menciptakan 97 persen lapangan kerja di Tanah Air.

Meski demikian, tantangan besar masih ada — sekitar 70 persen UMKM belum memiliki akses pembiayaan yang setara, dan baru 21 persen yang go digital.

Dirinya menekankan pentingnya percepatan digitalisasi, kemitraan dengan industri besar, serta penggunaan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) sebagai akselerator pertumbuhan. 

Sandiaga juga menyoroti pentingnya mempercepat transformasi digital dan kemitraan antara UMKM dan industri besar agar Indonesia dapat menembus pasar global.

“Kreativitas adalah sumber daya baru bangsa kita. Jika dipadukan dengan teknologi dan semangat gotong royong, ekonomi kreatif Indonesia akan menjadi kekuatan dunia,” tambahnya.

Baca juga: Mitratel Raup Laba Bersih Rp 1,54 Triliun di Kuartal III Tahun 2025, Ini Bisnis Penopangnya

Sandiaga menutup dengan ajakan untuk menerapkan prinsip 3C — Creativity, Change, dan Collaboration sebagai fondasi bisnis modern yang perlu di terapkan di tahun 2026 yang tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga memberi dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.

Acara ditutup dengan sesi networking dan kunjungan ke area pameran pelaku usaha yang sangat antusias, dimana memperlihatkan potensi besar kolaborasi antara sektor manufaktur, digital, dan ekonomi kreatif dalam mewujudkan masa depan bisnis Indonesia yang saling menguatkan.

Sementara itu, Ryan Maurice Tallulah menyampaikan, acara Simbiosis Bisnis 2025 menjadi momentum luar biasa untuk menyatukan pengusaha lintas sektor.

"Semangat simbiosis seperti ini penting untuk mendorong UMKM naik kelas dan bersama-sama memajukan ekonomi kreatif Indonesia,” kata Ryan.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved