Kamis, 30 Oktober 2025

Menperin Agus Gumiwang: Industri Agro Jadi Penggerak Utama Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Industri agro menjadi motor utama dalam peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri, penciptaan lapangan kerja.

Penulis: Sanusi
HO
INDUSTRI AGRO - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Industri agro menjadi motor utama dalam peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri, penciptaan lapangan kerja. 

Ringkasan Berita:
  • Indonesia dikenal sebagai salah satu kekuatan besar dunia dalam industri agro.
  • Industri agro menjadi motor utama dalam peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri, penciptaan lapangan kerja.
  • Sektor industri agro juga menunjukkan kinerja yang gemilang dengan nilai ekspor menembus USD37,38 miliar.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri agro merupakan salah satu sektor strategis yang memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Melalui kontribusi besarnya, selama ini industri agro menjadi motor utama dalam peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri, penciptaan lapangan kerja, dan mampu berdaya saing di kancah global.

“Pada semester I tahun 2025, sektor industri agro mencatatkan kontribusi sebesar 52,07 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas, kemudian memberikan andil hingga 8,96 persen terhadap PDB nasional, dan tumbuh positif mencapai 4,99 persen,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Pameran Industri Agro 2025 di Jakarta, Rabu (29/10/2025).

Dari sisi perdagangan luar negeri, Menperin mengemukakan, sektor industri agro juga menunjukkan kinerja yang gemilang dengan nilai ekspor menembus USD37,38 miliar dan surplus neraca dagang sebesar USD26,96 miliar.

Baca juga: Jaga Prinsip Lingkungan dan Sosial, Astra Agro Tegaskan Komitmen Kebijakan Keberlanjutan

 

“Jika dibandingkan dengan neraca perdagangan industri pengolahan nonmigas secara keseluruhan yang sebesar USD16,84 miliar, kinerja sektor industri agro memberikan kontribusi signifikan terhadap surplus perdagangan nasional,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Menperin menjelaskan, sektor industri agro turut menjadi magnet investasi. Sepanjang semester I-2025, realisasi investasi sektor ini mencapai Rp85,05 triliun, disertai penyerapan tenaga kerja sebanyak 9,8 juta orang atau 50,26 persen dari total tenaga kerja industri pengolahan nonmigas.

“Data tersebut memperlihatkan bahwa industri agro bukan hanya menjadi motor pertumbuhan, tetapi juga pilar pemerataan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja produktif,” imbuhnya.

Menperin menambahkan, pencapaian positif tersebut sejalan dengan sasaran Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang menekankan pentingnya percepatan industrialisasi melalui peningkatan nilai tambah di dalam negeri.

“Untuk mewujudkan sasaran tersebut, Kementerian Perindustrian tengah mengimplementasikan Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN) sebagai kerangka kerja komprehensif penguatan sistem industri nasional yang terintegrasi dari hulu hingga hilir,” ujarnya.

Melalui SBIN, Kemenperin memacu integrasi rantai pasok industri nasional (backward dan forward linkage) dengan dukungan regulasi cerdas, jaminan ketersediaan bahan baku, peningkatan efisiensi proses produksi, serta penguatan inovasi dan akses pasar.

“Dalam konteks sektor agro, pendekatan industrialisasi diarahkan untuk memperkuat hilirisasi berbasis sumber daya alam. Bahan baku seperti biji kakao, sagu, rumput laut, dan kopra didorong untuk diolah menjadi produk turunan bernilai tambah tinggi di dalam negeri,” jelasnya.

Selain itu, Kemenperin terus mendorong terbentuknya ekosistem industri agro yang inklusif dengan memperkuat kemitraan antara pelaku industri, koperasi, dan petani untuk menjamin keberlanjutan pasokan bahan baku. Penerapan prinsip industri hijau dan berkelanjutan menjadi bagian penting dalam strategi tersebut, antara lain melalui efisiensi energi dan penerapan sertifikasi keberlanjutan seperti Rainforest Alliance, UTZ, dan Organic Certification.

Kemenperin juga menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi mutakhir dan integrasi sistem industri 4.0, termasuk pengambilan keputusan berbasis data di seluruh rantai nilai agroindustri. “Dengan langkah-langkah strategis tersebut, kami menargetkan sektor industri agro mampu menghasilkan nilai tambah hingga 180 kali lipat dibandingkan produk bahan mentahnya, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar global,” tutur Menperin.

Halaman 1/2

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved