Sabtu, 22 November 2025

Energi Bersih Jadi Realita, Biogas Berpotensi 345 Juta kWh per Tahun

Hingga saat ini, jejak langkah Rumah Energi telah menjangkau total 142.560 orang di seluruh penjuru negeri.

|
Penulis: Wahyu Aji
Istimewa
ENERGI BERSIH - Warga Desa Umbulharjo, Kabupaten Sleman – DIY, yang lebih dari 10 tahun memanfaatkan instalasi biogas rumah. 
Ringkasan Berita:
  • Pemanfaatan biogas dan bioslurry meningkatkan ketahanan pangan dan pendapatan petani, termasuk melalui 5.114 pelatihan penggunaan bioslurry.
  • 100 solar dryer yang meningkatkan produktivitas hingga 200 persen, serta program konservasi air seperti Rain Water Harvesting yang membantu akses air bersih di desa.
  • Pemerintah melalui Kemenkop RI mengapresiasi kontribusi Rumah Energi sebagai mitra strategis pembangunan berkelanjutan.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Yayasan Rumah Energi (Rumah Energi) menandai perjalanan 13 tahunnya sebagai katalisator perubahan, ikut mewujudkan Indonesia Berdaya Lenting dalam Energi dan Pangan. 

Selama lebih dari satu dekade, Rumah Energi telah membuktikan bahwa solusi berkelanjutan dapat diterapkan dan dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat luas.

Hingga saat ini, jejak langkah Rumah Energi telah menjangkau total 142.560 orang di seluruh penjuru negeri.

Baca juga: Maggot, Biogas, PLTS, dan Asa dari Desa Energi Berdikari Sobokerto

Capaian ini menjadi bukti komitmen yayasan untuk mendorong transisi menuju energi bersih, meningkatkan ketahanan pangan, dan membangun ekonomi akar rumput yang tangguh.

Energi Bersih, Masyarakat Tangguh

Pada pilar energi, Rumah Energi telah menjadi penggerak utama dalam pemanfaatan energi terbarukan. Bayangkan, di 21 Provinsi cakupan, kini telah berdiri kokoh 29.915 Instalasi Biogas per Oktober 2025.

Jumlah ini memberikan manfaat memasak dan energi bersih bagi 119.660 rumah tangga, sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih bersih.

Dampak lingkungan yang ditimbulkan sangat masif.

Seluruh instalasi biogas yang ada telah berhasil mengurangi emisi karbon sebesar 584.834 ton karbon dioksida ekuivalen (tCO2e).

Angka ini setara dengan upaya menanam lebih dari 26,5 juta pohon di hutan yang luasnya hampir menyamai Ibu Kota Nusantara (IKN).

Limbah organik yang sebelumnya mencemari lingkungan kini diubah menjadi sumber energi dan pupuk, dengan total 245 juta kilogram limbah per tahun berhasil dikelola.

Biogas yang dihasilkan bahkan memiliki potensi kalor sebesar 345 juta kWh per tahun, cukup untuk kebutuhan memasak di sekitar 1.700 dapur umum skala kecil selama setahun penuh.

Secara ekonomi, rumah tangga pengguna biogas kini bisa menghemat pengeluaran LPG bulanan mereka antara Rp 60.000 hingga Rp 75.000.

Kesuksesan ini turut didukung oleh kehadiran 162 Mitra Konstruksi Lokal yang terlatih, menegaskan peran Rumah Energi dalam penciptaan lapangan kerja hijau (green jobs).

Selain biogas, Rumah Energi juga memasang 72 Instalasi Solar PV, turut andil dalam menerangi komunitas yang membutuhkan.

Dari Limbah Menjadi Berkah Pangan

Pencapaian energi terbarukan ini berkaitan erat dengan upaya peningkatan ketahanan pangan. Ampas dari proses biogas, yang disebut bioslurry, merupakan pupuk organik berkualitas tinggi.

Melalui pelatihan yang diikuti oleh lebih dari 5.114 peserta, petani diajarkan cara memanfaatkan bioslurry ini, yang terbukti mampu mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia hingga menghemat pengeluaran bulanan sebesar Rp 100.000 hingga Rp 250.000.

Inovasi lain seperti Solar Dryer (pengering bertenaga surya) yang diperkenalkan Rumah Energi di 100 lokasi juga terbukti meningkatkan produktivitas hasil pertanian hingga 200?n bahkan melipatgandakan pendapatan petani hingga empat kali lipat.

Upaya ini dilengkapi dengan teknologi konservasi air, seperti 26 instalasi Rain Water Harvesting (RWH), yang membantu 1.001 masyarakat mengakses air bersih, bahkan mengelola ribuan kilogram limbah eceng gondok setiap tahunnya.

Membangun Kemandirian Ekonomi Komunitas

Dampak dari program ini menjalar hingga ke sektor ekonomi. Rumah Energi telah menjadi inkubator bagi 323 Bisnis di tingkat komunitas.

Dengan pelatihan bisnis yang menyasar 168 perempuan dan pendampingan pada 24 Koperasi Hijau (GENCAR), Rumah Energi memberdayakan masyarakat untuk menciptakan nilai tambah dari produk hijau.

Bagi rumah tangga petani yang tidak hanya menggunakan, tetapi juga menjual bioslurry yang kaya nutrisi, program ini telah membuka keran pendapatan tambahan antara Rp 200.000 hingga Rp 500.000 per bulan.

“Perjalanan 13 tahun ini adalah bukti nyata komitmen kami untuk mewujudkan visi Masyarakat Berdaya Lenting dalam Energi dan Pangan,” ujar Sumanda Tondang selaku Direktur Eksekutif Rumah Energi ditulis Selasa (18/11/2025).

Menurutnya, setiap instalasi biogas, setiap kilogram emisi yang direduksi, dan setiap rupiah penghematan yang dirasakan masyarakat adalah langkah kolektif kita menuju Indonesia yang lebih hijau, mandiri, dan berdaya.

"Rumah Energi menegaskan kembali komitmennya untuk terus menjadi mitra masyarakat dan pemerintah dalam mewujudkan cita-cita pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Dampak program Rumah Energi juga dirasakan langsung oleh masyarakat di tingkat akar rumput.

Salah satunya adalah Sukamto, warga Desa Umbulharjo, Kabupaten Sleman – DIY, yang lebih dari 10 tahun memanfaatkan instalasi biogas rumah. 

“Sejak memakai biogas, kandang menjadi lebih bersih karena kotoran sapi dimanfaatkan sebagai bahan baku biogas. Bio-slurry yang dihasilkan juga sangat menguntungkan. Saya menggunakannya untuk tanaman salak, membuat buahnya lebih enak rasanya dan tidak mudah busuk. Yang paling menggembirakan, limbah ternak yang sebelumnya melepaskan gas metana kini tertangkap dan diolah, jadi kita turut mengurangi emisi gas rumah kaca dari peternakan,” ungkapnya. 

Cerita Sukamto mencerminkan bagaimana biogas tidak hanya menghadirkan energi bersih, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas petani.

Pandangan serupa datang dari pemangku kepentingan di tingkat nasional yang melihat kontribusi Rumah Energi sebagai bagian penting dari agenda pembangunan berkelanjutan Indonesia. 

“Rumah Energi 13 tahun bersama masyarakat melakukan pendampingan untuk kesediaan energi bersih melalui biogas. Kerja–kerja yang dilakukan sudah memberikan dampak bagi banyak orang, khususnya petani, peternak, koperasi, dan rumah tangga pedesaan. Kiranya Rumah Energi terus berkembang dan lebih luas lagi yang dilakukan, menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan dan menginisiasi inovasi yang berdampak pada lingkungan,” ujar Ahmad Zabadi, Sekretaris Kementerian Koperasi RI.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved