Ilham Permana Apresiasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional pada Kuartal II 2025
Anggota Komisi VII DPR RI, Ilham Permana, menyampaikan apresiasi atas capaian pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,12 % secara YoY.
Editor:
Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi VII DPR RI Ilham Permana mengungkapkan apresiasi atas capaian pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,12 persen secara year-on-year (yoy) pada kuartal II 2025.
Ia pun menyoroti melesatnya angka pertumbuhan industri pengolahan atau manufaktur pada kuartal II-2025, yang disebut BPS mencapai 5,68%, dari yang selama ini pergerakannya selalu di kisaran 4% sejak kuartal II-2022. Menurutnya, capaian ini merupakan sinyal positif atas ketahanan ekonomi Indonesia di tengah tekanan global dan ketidakpastian geopolitik.
“Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa arah kebijakan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden RI dan diimplementasikan oleh Menteri Perindustrian sudah berada di jalur yang benar, khususnya dalam hal industrialisasi yang berbasis nilai tambah,” ujar Ilham dalam keterangannya, Selasa (5/8/2025).
Baca juga: IKI Fase Ekspansi, Komisi VII: Kinerja Industri Nasional Tangguh dalam Ketidakpastian Ekonomi Global
Ilham secara khusus membahas peran industri pengolahan yang menjadi penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi, yakni sebesar 1,13 %. Menurutnya, angka tersebut bukan hanya pencapaian statistik, tetapi harus dibaca sebagai momentum penting untuk memperkuat fondasi manufaktur nasional.
Selain itu, pada kuartal II/2025 ini juga, sektor manufaktur tercatat sebagai penggerak utama ekonomi dengan kontribusi ke Produk Domestik Bruto (PDB) yang mencapai 18,67%.
“Oleh sebab itu saya men-challenge di tahun 2029, angka tersebut harus lebih dari 20%,” katanya.
Momentum untuk Perkuat Hilirisasi dan Inklusi Industri
Ilham yang merupakan Politisi Partai Golkar mengatakan bahwa memperluas dampak pertumbuhan industri, terutama di luar Pulau Jawa menjadi hal penting. Menurutnya, hilirisasi dan penguatan kawasan industri di wilayah lain harus menjadi agenda utama ke depan agar manfaat pertumbuhan lebih merata.
Ia menilai angka pertumbuhan komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 6,99%, serta kontribusi konsumsi rumah tangga yang masih dominan, menunjukkan bahwa pasar domestik tetap kuat dan terbuka luas bagi ekspansi industri.
“Ini adalah peluang strategis untuk melibatkan lebih banyak pelaku UMKM dalam rantai pasok industri nasional, sekaligus memperkuat agenda substitusi impor yang selama ini membebani neraca perdagangan kita,” jelasnya.
Baca juga: Komisi VII DPR Sebut Sektor Industri Manufaktur Tetap Jadi Penggerak Utama Perekonomian Nasional
Dukungan terhadap Modernisasi dan Investasi Sektor Riil
Sebagai mitra kerja pemerintah, Ilham menyatakan dukungannya terhadap berbagai inisiatif percepatan modernisasi sektor industri, termasuk digitalisasi proses produksi, penguatan kawasan industri baru, dan reformasi insentif fiskal.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa sejumlah tantangan struktural masih harus diatasi, seperti ketimpangan wilayah industri, ketergantungan pada bahan baku impor, serta rendahnya kapasitas inovasi teknologi domestik.
“Kita tidak bisa puas dengan capaian saat ini. Harus ada langkah terukur agar industri kita benar-benar menjadi tulang punggung ekonomi nasional yang tahan banting dan berdaya saing,” tegasnya.
Dorongan Integrasi dengan Sektor Strategis Lain
Lebih lanjut, Ilham mendorong pemerintah untuk menyinergikan pertumbuhan industri dengan sektor strategis lainnya seperti pendidikan vokasi, riset terapan, dan energi hijau. Menurutnya, keberlanjutan dan keadilan sosial harus menjadi roh dari pembangunan ekonomi nasional.
“Pertumbuhan ekonomi bukan sekadar soal angka, tapi juga soal keberlanjutan, keadilan, dan kemandirian bangsa,” kata Ilham.
Sebagai penutup, Ilham mengajak seluruh pihak untuk menjaga momentum pertumbuhan dan mewujudkan kemitraan strategis antara pemerintah, parlemen, dan pelaku usaha dalam menyongsong Visi Indonesia Emas 2045.
“Saya optimistis, industri Indonesia bisa menjadi lokomotif utama pembangunan nasional jika seluruh pihak memiliki visi kebijakan yang tepat dan kolaboratif,” pungkasnya.(*)
Baca juga: Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun: Indonesia Harus Proaktif Manfaatkan Peluang Ekonomi BRICS
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Ilham Permana
Anggota Komisi VII DPR RI
SDG08-Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
BRI Salurkan KUR Rp69,8 Triliun ke 8,3 Juta Debitur UMKM Guna Dorong Sektor Produksi Bergeliat |
![]() |
---|
Dorong Keberlanjutan Industri, Menaker Paparkan Strategi Ketenagakerjaan |
![]() |
---|
Sosok Rofik Hananto, Desak Pemerintah Hentikan Aktivitas Tambang Nikel Secara Permanen di Raja Ampat |
![]() |
---|
Donny Maryadi: Komisi XII DPR akan Minta Penjelasan Kementerian ESDM soal Tambang di Raja Ampat |
![]() |
---|
Ekonom: Pertanian dan MBG Jadi Kunci Dorong Ekonomi di Tengah Gejolak Ekonomi Global |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.