Jumat, 5 September 2025

Ibadah Haji 2025

Skema Layanan Berbasis Syarikah di Makkah Tetap Utamakan Kenyamanan, Perlindungan & Hak Jemaah Haji

Layanan berbasis syarikah tetap mengutamakan kenyamanan dan perlindungan terhadap jemaah haji Indonesia.

MCH 2025/Dewi Agustina
LAYANAN BERBASIS SYARIKAH - Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Muchlis Hanafi didampingi M Khoiron saat konferensi pers di Daker Makkah, Minggu (11/5/2025) malam. memastikan kebijakan layanan berbasis syarikah terhadap jemaah haji Indonesia di Makkah tidak akan mengganggu hak-hak jemaah. (MCH 2025/Dewi Agustina) 

TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Muchlis Hanafi memastikan kebijakan layanan berbasis syarikah terhadap jemaah haji Indonesia di Makkah tidak akan mengganggu hak-hak jemaah.

Layanan berbasis syarikah tetap mengutamakan kenyamanan dan perlindungan terhadap jemaah haji Indonesia.

Seperti diketahui tahun ini penyediaan layanan haji bagi jemaah Indonesia di Makkah Arab Saudi dilakukan oleh delapan syarikat penyedia layanan.

Dengan sistem syarikah ini satu kloter bisa terdiri dari jemaah yang berasal dari beberapa syarikah berbeda.

Meskipun idealnya satu kloter ditangani oleh satu syarikat penyedia layanan.

"One kloter, one syarikat, itu idealnya begitu," kata Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Muchlis Hanafi saat konferensi pers di Kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah, Minggu (11/5/2025) malam.

Namun lantaran ada sejumlah dinamika teknis menjelang keberangkatan, di antaranya keterlambatan visa, perubahan manifest keberangkatan, serta sinkronisasi data penerbangan, maka ada beberapa kloter dengan jamaah yang berasal lebih dari satu syarikat.

Dan ini kata Muchlis Hanafi tidak bisa dihindari.

"Terkait dengan kloter campuran ini ya, satu kloter terdiri dari jamaah berbagai syarikat," ujarnya.

Muchlis menjelaskan, untuk jemaah gelombang pertama yang tiba di Madinah sejak tanggal 2 Mei, penempatan hotel dilakukan berdasarkan susunan kloter yang berisi campuran jemaah dari beberapa syarikat.

"Jadi sesuai dengan kedatangan jemaah dari Indonesia, itu di Madinah. Jadi pendekatannya kalau di Madinah itu bukan pengelompokan berdasarkan syarikat, tapi berbasis kloter," kata dia.

Sampai 11 hari operasional kedatangan jemaah di Madinah, tantangan ini dapat termitigasi secara perlahan.

Yang terpenting menurutnya, jemaah tetap menerima layanan dasar yakni transportasi dari bandara ke hotel, akomodasi hotel sesuai yang dikontrak, lalu konsumsi harian, bimbingan ibadah termasuk ke raudoh hingga distribusi nusuk.

Sementara itu mulai Sabtu (10/5/2025) jemaah dari Madinah sudah mulai masuk ke Makkah secara bertahap.

Di alur inilah diterapkan layanan berbasis syarikah.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan