Selasa, 2 September 2025

Ibadah Haji 2025

Jelang Puncak Haji di Armuzna, Jemaah Diimbau Jaga Kesehatan, Apa Saja yang Harus Dipersiapkan?

Jemaah diminta melakukan persiapan fisik untuk pelaksanaan kegiatan puncak wuquf di Arafah

Penulis: Dewi Agustina
Editor: Eko Sutriyanto
Tribunnews.com/Dewi Agustina
PUNCAK IBADAH - Kepala Bidang Perlindungan Jemaah (Kabid Linjam) Harun Arrasyid mengimbau kepada jemaah haji Indonesia untuk menjaga kesehatan dan tidak memaksakan diri berkegiatan di luar jelang puncak haji 2025 di Armuzna (arafah, Muzdalifah dan Mina). (Media Center Haji/MCH 2025/Dewi Agustina)  

Secara bahasa, Muzdalifah berasal dari kata *al-izdilaf* yang berarti berkumpul atau bertemu, sehingga tempat ini juga sering diartikan sebagai lokasi pertemuan atau perkumpulan.

Nama ini mungkin juga merujuk pada tradisi jemaah haji yang disunnahkan untuk menjama’ salat Maghrib dan Isya di tempat tersebut.

Selain itu, menurut beberapa riwayat, di Muzdalifah inilah Nabi Adam bertemu kembali dengan Hawa setelah terpisah.

Di Muzdalifah, jemaah haji mengumpulkan batu kerikil yang akan digunakan untuk melempar jumrah.

Bermalam di Muzdalifah hukumnya wajib dalam haji.

Maka siapa saja yang meninggalkannya diharuskan untuk membayar dam.

Dianjurkan untuk mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW; bermalam hingga memasuki waktu salat Subuh, kemudian berhenti hingga fajar menguning.

Namun bagi orang-orang yang lemah, seperti kaum wanita, orang-orang tua (lansia) dan yang seperti mereka, boleh meninggalkan Muzdalifah setelah lewat tengah malam.

Setelah salat Subuh, jamaah haji berangkat menuju ke Mina. (Media Center Haji/MCH 2025/Dewi Agustina)

 

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan