Konflik Rusia Vs Ukraina
NATO Siap Perang Panjang di Ukraina, Perdamaian Tercapai jika Rusia Kalah
Sekjen NATO Jens Stoltenberg meminta anggotanya bersiap menghadapi perang panjang di Ukraina. Menurutnya, perdamaian akan tercapai jika Rusia kalah.
Pada saat yang sama, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengecam Putin karena dianggap menolak “diplomasi yang berarti.”
Rusia menyatakan pihaknya terbuka terhadap solusi diplomatik terhadap perang tersebut.
Namun, Rusia mensyaratkan Ukraina untuk menyerahkan Donetsk, Lugansk, Kherson, Zaporozhye, dan Krimea.
Lebih lanjut, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan negosiasi akan dilakukan “bukan dengan Zelensky, yang merupakan boneka di tangan Barat, namun secara langsung dengan majikannya.”
Ukraina: Pasokan Senjata adalah Kunci Kemenangan
Baca juga: Intelijen Inggris: Rusia Siap Bikin Ukraina Gelap Gulita dan Membeku di Musim Dingin
Meski Rusia dan Ukraina diharapkan dapat melakukan negosiasi damai, pihak Ukraina menilai upaya itu hanya sia-sia karena Rusia bersikeras menganeksasi wilayahnya sebagai syarat perdamaian.
Ketua Dewan Keamanan Ukraina, Oleksiy Danilov, mengatakan satu-satunya cara untuk mengakhiri perang adalah jika sekutunya mempercepat pengiriman senjata.
“Menolak atau menunda pengiriman senjata modern ke angkatan bersenjata Ukraina merupakan dorongan langsung kepada Kremlin untuk melanjutkan perang, bukan sebaliknya,” kata Oleksiy Danilov, Sabtu (16/9/2023), dikutip dari POLITICO.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.