Senin, 11 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Resolusi PBB untuk Gencatan Senjata di Gaza Positif tapi Belum Cukup, Begini Kata Pemerintah Iran

Pemerintah Iran mengatakan resolusi PBB mengenai gencatan senjata segera di Gaza 'positif namun tidak cukup'.

Penulis: Muhammad Barir
TIMOTI A. CLARY / AFP
Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kanaani mengatakan langkah paling penting adalah mengimplementasikan resolusi tersebut, dan memastikan bahwa serangan tentara Israel di Gaza dan Tepi Barat sepenuhnya dihentikan. 

Penasihat keamanan nasional Israel, Tzachi Hanegbi, dan penasihat Netanyahu, Ron Dermer, telah dijadwalkan melakukan perjalanan ke Washington pada Senin malam untuk membahas serangan Rafah.

Gedung Putih telah memperingatkan Netanyahu terhadap invasi Rafah, namun Presiden Joe Biden menolak gagasan untuk menghentikan bantuan militer ke Israel jika Israel memang melakukan serangan tersebut.

Juru bicara Keamanan Nasional John Kirby mengatakan AS kecewa dengan keputusan Netanyahu membatalkan pertemuan tersebut.

“Kami sangat kecewa karena mereka tidak datang ke Washington, DC, untuk mengizinkan kami melakukan pembicaraan yang tidak senonoh dengan mereka mengenai alternatif yang layak selain turun ke Rafah,” katanya.

Sebelum pemungutan suara di PBB, Mohammad Shtayyeh, Perdana Menteri pemerintahan sementara Palestina, menyatakan harapannya bahwa resolusi tersebut akan disahkan dan dilaksanakan.

“Saya berharap Israel terpaksa menerapkan keputusan tersebut, karena perilaku kriminal Israel sebagai negara nakal di atas hukum, dan sebagai negara kriminal, menjadikan siapa pun yang mendukung Israel sebagai kaki tangan dalam kejahatan tersebut,” katanya.

“Apakah masuk akal bagi AS untuk menggunakan hak vetonya sebanyak empat kali sejak dimulainya agresi, pada tanggal 7 Oktober, untuk mencegah resolusi yang menyerukan gencatan senjata? Itu tidak masuk akal dan tidak diperbolehkan. Perlindungan Israel di PBB harus dihentikan karena itu adalah negara (nakal)," katanya.

“Kami bekerja sama dengan dunia untuk menghentikan agresi, dan ini adalah dasar dari segalanya.”

Israel dan Hamas telah melakukan negosiasi selama berbulan-bulan mengenai masalah gencatan senjata.

Israel telah menuntut Hamas mengembalikan semua tawanan yang diambil oleh pejuang gerakan perlawanan pada tanggal 7 Oktober dengan imbalan gencatan senjata sementara.

Hamas menuntut agar para tawanan Palestina dibebaskan dari penjara-penjara Israel, agar Israel menarik pasukannya dari Gaza dan mengizinkan warga Palestina yang terlantar untuk kembali ke rumah mereka, dan agar gencatan senjata bersifat permanen.

PM Israel Tulis Ini di Twitter

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada tanggal 25 Maret membatalkan perjalanan penasihat seniornya ke Washington untuk melakukan pembicaraan mengenai kemungkinan invasi ke Rafah.

Langkah tersebut dilakukan sebagai respons terhadap keputusan AS pada hari yang sama untuk abstain dalam pemungutan suara untuk mengadopsi resolusi Dewan Keamanan PBB (DK PBB) yang menyerukan gencatan senjata sementara di Gaza.

Sikap abstain AS membuat resolusi tersebut disahkan, sementara Israel berharap AS akan menggunakan hak vetonya.

Halaman
1234
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan