Rabu, 29 Oktober 2025

Sinyal Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS Kerek Saham Trump Media di Bursa, Melonjak 20 Persen

Gara-gara ada sinyal Donald Trump akan memenangi Pilpres AS, saham Trump Media & Technology Group di bursa langsung melesat, naik tajam.

Yahoo Finance
Gara-gara ada sinyal Donald Trump akan memenangi Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS), saham Trump Media & Technology Group di bursa langsung melesat, naik tajam. Saham emiten ini melonjak di atas 20 persen menjadi 47,36 dolar AS per saham pada perdagangan Selasa (29/10/2024). 

 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia


TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON –  Gara-gara ada sinyal Donald Trump akan memenangi Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS), saham Trump Media & Technology Group di bursa langsung melesat, naik tajam.

Saham emiten ini melonjak di atas 20 persen menjadi 47,36 dolar AS per saham pada perdagangan Selasa (29/10/2024).

Kenaikan ini menjadi yang tertinggi sejak Juni, melesat hampir empat kali lipat sejak saham Trump Media & Technology Group anjlok ke titik terendah sepanjang masa, hingga merugi 16,4 juta dolar AS akibat dirundung oleh tuntutan hukum dan laporan kekacauan manajemen, sebagaimana dikutip dari Yahoo Finance.

Selain saham Trump Media & Technology Group, saham perusahaan perangkat lunak periklanan seluler Phunware, yang memiliki hubungan dengan mantan presiden tersebut, juga ikut terkerek naik tipis.

Lonjakan saham ini terjadi setelah para investor optimis terkait kemenangan Donal Trump dalam bursa Pemilihan Presiden AS 2025, mengalahkan pesaingnya dari partai Demokrat Kamala Harris.

“Saham meme seperti Trump Media berkembang pesat karena perhatian,” kata kata profesor keuangan Universitas Florida, Jay Ritter.

"Kenaikan harga hari ini didorong oleh perhatian ini, dan kemudian dikalikan oleh momentum trader. Namun, semakin tinggi harganya, semakin besar potensi penurunannya. Saham ini sangat berisiko," imbuh Ritter.

Meski saham Trump Media tengah mengalami lonjakan tajam, namun Ritter memperingatkan investor untuk tetap waspada lantaran lonjakan ini diperkirakan tidak bertahan lama.  

Jika Trump ternyata kalah dalam pilpres pekan depan, saham Trump Media kemungkinan besar akan anjlok tajam.

Hasil Survei Terbaru Pilpres AS Donald Trump Vs Kamala Harris

Jelang diselenggarakan pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) yang akan digelar pada 5 November atau 8 hari lagi. Sejumlah jajak pendapat terbaru di situs taruhan menunjukkan adanya persaingan ketat di antara Trump dan Harris.

Di Oddschecker, Trump memiliki peluang menang hingga 62 persen, sementara Harris hanya 38 persen.

Baca juga: Kamala Harris Akui Tak Khawatir dengan Pembicaraan Antara Trump dan Netanyahu

Kemenangan Trump juga terlihat di jejak pendapat Polymarket yang memperkirakan Donald Trump memiliki peluang sebesar 66 persen dan Harris sebesar 34 persen.

Namun dalam jajak pendapat ABC atau Ipsos yang dirilis akhir pekan kemarin menunjukan bahwa Harris unggul empat poin atas Trump, dengan perolehan 51 persen untuk Harris sementara Trump hanya meraih point  47 persen.

Jajak pendapat lain dari CBS/YouGov, yang juga dirilis hari Minggu, menunjukkan Harris unggul 5 persen sedangkan Trump hanya mengantongi 49 persen suara.

Baca juga: Pilpres AS: Bagaimana Pandangan Kamala Harris dan Donald Trump soal Isu Palestina, Israel, dan Iran?

Sementara Al-Jazeera melaporkan hasil survei Pilpres AS yang dirilis oleh Emerson College Polling. pada Sabtu (26/10/2024), menunjukan bahwa Harris dan Trump imbang dengan masing-masing suara 49 persen.

"Semua orang tampaknya khawatir dengan tingginya ketidakpastian mengenai siapa yang akan menjadi presiden berikutnya, dan kebijakan apa yang akan diambil di bawah presiden baru," kata Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda.

Pilpres AS Picu Ketidakpastian Pasar Global

Terpisah, pertarungan ketat antara Kamala Harris dan Donald Trump dalam pemilihan Presiden (Pilpres) AS berpotensi memicu risiko-risiko yang membahayakan keuangan global jangka pendek.

Hal ini diungkap oleh Dana Moneter Internasional (IMF), dalam laporan Global Financial Stability Report yang dirilis awal pekan kemarin.

IMF mengatakan kebijakan baru yang akan diterapkan Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump bisa memicu ketegangan geopolitik.

“Persaingan sengit antara Kamala Harris dan Donald Trump menimbulkan ketidakpastian mendalam yang sejauh ini belum tercermin di pasar keuangan,” kata Direktur Departemen Moneter dan Pasar Modal IMF, Tobias Adrian, dikutip dari Bloomberg.

"Ketegangan ini membuat kami khawatir, karena menimbulkan potensi penyesuaian kembali kondisi-kondisi keuangan yang tajam," tambah Adrian.

Baca juga: Harga Bitcoin Terbang 67.303 Dolar, Terkerek Kemenangan Donald Trump di Jajak Pendapat Pilpres AS

Kebijakan yang dimaksudkan yakni berupa kebijakan tarif dan industri, serta potensi pembalasan tarif. Selama kampanye Trump dari kandidat partai Republik telah mengancam akan menerapkan tarif baru untuk impor dari China.

Sementara Kamala Haris kandidat Presiden dari partai Demokrat aktif menggembar gemborkan pemotongan pajak secara besar-besaran bagi sebagian masyarakat Amerika Serikat (AS). 

Meski masih tahap rencana,  namun  kebijakan Trump dan Harris kemungkinan memicu perang dagang yang berdampak bagi perekonomian pasar global.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved