Selasa, 28 Oktober 2025

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Pilpres AS: Bagaimana Pandangan Kamala Harris dan Donald Trump soal Isu Palestina, Israel, dan Iran?

Trump dan Harris sama-sama menekankan dukungan untuk Israel, tetapi berbeda dalam taktik dan peran keterlibatan militer AS di kawasan Timur Tengah.

|
Instagram @realdonaldtrump, @kamalaharris
Donald Trump dan Kamala Harris 

TRIBUNNEWS.COM - Pemilihan presiden Amerika Serikat akan berlangsung pada 5 November 2024.

Menurut publikasi Middle East Institute, sebuah organisasi pendidikan independen, non-partisan dan nirlaba, kedua kandidat presiden yakni Kamala Harris dan Donald Trump, lebih berfokus pada isu-isu dalam negeri, seperti demokrasi, imigrasi, aborsi, dan inflasi.

Konflik di Timur Tengah tampaknya tidak menjadi prioritas utama bagi keduanya.

Alasan utamanya adalah bahwa hingga saat ini, harga minyak dan gas alam tetap cukup stabil dan belum ada serangan besar terhadap tanah air AS atau pasukan yang ditempatkan di kawasan tersebut.

Namun, bagaimana sebenarnya sikap Kamala Harris dan Donald Trump terhadap situasi di Timur Tengah, khususnya Palestina, Israel, dan Iran?

Berikut penilaian dari Middle East Institute, yang dipublikasikan pada 25 Oktober 2024.

IRAN

Kedua kandidat utama sepakat bahwa Amerika Serikat harus mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.

Harris dan Trump sama-sama mengkritik tindakan Iran yang mengganggu stabilitas di seluruh kawasan.

Setelah serangan terbaru Israel terhadap Iran pada 26 Oktober, Harris dan Trump menyatakan dukungan terhadap hak Israel untuk mempertahankan diri dari ancaman yang ditimbulkan oleh Iran.

5 Sikap dan Pernyataan Kamala Harris maupun wakilnya, Tim Walz:

Kamala Harris dan Tim Walz
Kamala Harris dan Tim Walz (Instagram @kamalaharris/@timwalz)

1. Menyebut Iran sebagai musuh terbesar Amerika. 

Ketika Harris ditanya negara asing mana yang menurutnya merupakan "musuh terbesar" AS, ia menyatakan:

Baca juga: Kapan Pilpres Amerika Serikat 2024? Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui: Jadwal hingga Sistem Pemilihan

"Menurut saya, ada satu yang jelas dalam benaknya, yaitu Iran. Iran berlumuran darah Amerika."

2. Membela diri dari tindakan Iran yang tidak stabil. 

Harris bergabung dengan Presiden Joe Biden dan tim keamanan nasional di Ruang Situasi Gedung Putih pada tanggal 1 Oktober untuk memantau serangan Iran terhadap Israel.

Di hari itu, Biden memerintahkan kapal perusak Angkatan Laut AS untuk bergabung dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk mencegat rudal yang masuk.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved