Konflik Rusia Vs Ukraina
Intelijen AS Yakin Putin Tidak Serius dengan Perundingan Damai Perang Rusia-Ukraina
Intelijen AS yakin kalau Putin tidak serius merundingan perdamaian dengan Ukraina, terutama jika hal itu tidak sesuai dengan tujuannya.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Intelijen Amerika Serikat (AS) meyakini bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin tidak serius dalam perundingan damai dengan Ukraina, terutama jika negosiasi tidak sesuai dengan tujuan Moskow.
Tiga sumber yang mengetahui intelijen AS dan Barat mengatakan hal ini kepada CNN.
Pejabat intelijen AS dan Barat percaya Putin tetap berfokus pada upaya merebut Ukraina.
Bila rencana itu kurang berjalan mulus, Putin tampaknya ingin memastikan Ukraina tetap menjadi negara kecil yang lemah dan bergantung pada Rusia.
"Jika Anda ingin melakukan gencatan senjata, maka gencatan senjata hanyalah waktu bagi Putin untuk beristirahat dan mempersenjatai diri, lalu kembali untuk mendapatkan apa yang diinginkannya," kata salah satu sumber.
Menurut sumber tersebut, tidak ada indikasi ambisi Putin telah berubah.
Selain itu, Putin kemungkinan melihat pembicaraan dengan Amerika Serikat tentang masa depan Ukraina sebagai kesempatan untuk mengembalikan status Rusia sebagai negara normal di panggung dunia.
Hal ini berbeda dengan pandangan Eropa dan pemerintahan mantan Presiden Joe Biden yang menginginkan Rusia menjadi negara paria secara ekonomi dan diplomatik.
Hingga saat ini, Rusia masih meraih kemenangan di medan perang.
Pejabat intelijen Barat yakin ekonomi Rusia dapat menopang upaya perang ini hingga tahun depan.
"Menurut Putin, dia masih menang. Meskipun lebih lambat dari yang diinginkan, dia tetap merasa menang," ujar sumber tersebut.
Baca juga: Peringatan Trump ke Presiden Ukraina: Zelensky Gerak Cepat atau Tak Akan Punya Negara Lagi
Trump: Putin Ingin Berhenti Berperang
Pada Rabu (19/2/2025), Trump mengklaim Putin ingin perang di Ukraina segera berakhir dan percaya bahwa akan ada gencatan senjata "dalam waktu dekat."
Beberapa hari sebelumnya, Trump juga menyampaikan komentar serupa.
"Saya pikir dia ingin berhenti berperang. Saya mengerti itu. Kami berbicara panjang lebar dan serius," kata Trump kepada wartawan, Minggu (16/2/2025).
Pernyataan tersebut merujuk pada panggilan telepon Trump dengan Putin pada Rabu (12/2/2025), Kyiv Independent melaporkan.
Di kesempatan itu, kedua pemimpin sepakat bernegosiasi untuk mengakhiri perang di Ukraina akan dimulai "segera."
Komentar Trump muncul menjelang pertemuan delegasi AS yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz, dan utusan Timur Tengah Steve Witkoff dengan mitranya dari Rusia pada Selasa (18/2/2025), menurut laporan Axios.
Ketika wartawan bertanya apakah Trump yakin Rusia berusaha merebut seluruh wilayah Ukraina, ia menepis prospek tersebut.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.