Minggu, 31 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Pasukan Pemerintah Suriah Dikerahkan di Selatan Damaskus untuk Akhiri Kekacauan di Desa-desa Druze

Pasukan keamanan Suriah yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dikerahkan ke kota Jaramana di pinggiran Damaskus

Editor: Muhammad Barir
PressTV
PASUKAN HTS- Pasukan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) di Suriah. Pasukan keamanan Suriah yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dikerahkan ke kota Jaramana di pinggiran Damaskus pada akhir 2 Maret untuk “mengakhiri kekacauan” di wilayah tersebut, menurut media pemerintah.  

Pasukan Pemerintah Suriah Dikerahkan di Selatan Damaskus untuk Akhiri Kekacauan di Desa-desa Druze

TRIBUNNEWS.COM- Pasukan keamanan Suriah yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dikerahkan ke kota Jaramana di pinggiran Damaskus pada akhir 2 Maret untuk “mengakhiri kekacauan” di wilayah tersebut, menurut media pemerintah. 

Bentrokan baru-baru ini meletus antara pasukan keamanan Suriah dan milisi Druze di kota Jaramana, yang mengakibatkan jatuhnya korban di kedua belah pihak.

“Pasukan kami akan bekerja untuk mengakhiri kekacauan dan pos pemeriksaan ilegal yang didirikan oleh kelompok-kelompok penjahat yang melakukan penculikan, pembunuhan, dan perampokan bersenjata,” kata Hussam Tahhan, letnan kolonel yang bertanggung jawab atas wilayah pedesaan Damaskus, kepada kantor berita pemerintah Suriah SANA pada tanggal 3 Maret. 

“Tindakan ini menyusul penolakan dari mereka yang terlibat dalam pembunuhan mendiang Ahmad al-Khatib, seorang anggota keamanan di Kementerian Pertahanan, untuk menyerahkan diri.”

“Individu bersenjata di luar otoritas negara menolak semua mediasi dan kesepakatan. Tidak ada wilayah geografis Suriah yang akan tetap berada di luar kendali lembaga negara. Kami telah menyaksikan kerja sama yang signifikan dari penduduk kota Jaramana dalam masalah ini,” imbuh Tahhan. 

Jaramana, yang didominasi oleh minoritas agama Druze Suriah, adalah rumah bagi sekitar tiga juta warga Suriah, termasuk umat Kristen dan Muslim Sunni yang mengungsi dari bagian lain negara itu selama perang 14 tahun yang dimulai pada tahun 2011.

Sejak HTS menggulingkan presiden Suriah Bashar al-Assad dan mengambil alih kekuasaan di Damaskus pada bulan Desember, mereka tidak diizinkan untuk mengerahkan pasukan mereka ke Jaramana. Kota tersebut malah dilindungi oleh milisi Druze setempat yang mengoperasikan pos pemeriksaan di pintu masuknya.

Sumber-sumber lokal mengatakan kepada The Cradle pada hari Senin bahwa pasukan keamanan Suriah tidak membangun kehadiran besar di Jaramana. 

Sumber tersebut mengatakan bahwa pasukan Suriah menguasai kantor polisi utama kota, tetapi banyak kendaraan mereka telah ditarik, dan milisi Druze masih dikerahkan di semua pos pemeriksaan di pintu masuk Jaramana. 

Minggu lalu, dua anggota pasukan keamanan Suriah yang dipimpin HTS memasuki Jaramana dan menembaki orang-orang bersenjata Druze

Orang-orang Druze membalas tembakan, menewaskan seorang militan HTS, kata sumber. 

Dalam insiden lain di Jaramana pada hari yang sama, seorang militan HTS menikam seorang pria Druze dengan pisau. Pria yang terluka itu dibawa ke Rumah Sakit Mujtahid di Damaskus, sumber tersebut menambahkan.

Sejak pemerintahan Assad runtuh pada bulan Desember, Suriah telah diganggu oleh pendudukan Israel yang meluas di sebagian besar wilayah selatan negara itu. 

Israel mengklaim ingin mendukung minoritas Druze di Suriah. Setelah bentrokan selama akhir pekan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan: "Kami tidak akan membiarkan rezim teroris ekstremis Suriah menyakiti Druze. Jika rezim itu menyerang Druze, kami akan menyakitinya."

Bulan lalu, Netanyahu menuntut “demiliterisasi penuh Suriah selatan.” 

 

SUMBER: THE CRADLE

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan