Konflik Iran Vs Israel
Menelisik Seberapa Dalam Intelijen Israel Menyusup ke Iran: Sudah Ada sejak Revolusi Iran 1979
Israel menggunakan kecerdasan manusia dan kecerdasan buatan (AI) secara bersamaan untuk melancarkan serangan terhadap Iran pada Juni 2025 ini.
Penulis:
Rizkianingtyas Tiarasari
Editor:
Tiara Shelavie
Model AI itu bekerja berdasarkan data yang diberikan oleh agen Israel di Iran, serta informasi yang diperoleh dari serangan sebelumnya.
Masih Berlangsung
Operasi intelijen Israel di Iran hingga saat ini diperkirakan masih terus berlangsung.
Menurut klaim Israel, lokasi dua perwira senior di pasukan Quds Iran, Saeed Izadi dan Behnam Shahryari, sudah dibidik oleh jaringan intelijennya.
Dua perwira tersebut tewas pada Sabtu (21/6/2025) akhir pekan lalu.
Pada Selasa (17/6/2025), Israel juga berhasil menemukan dan membunuh salah satu tokoh militer paling senior Iran, Mayor Jenderal Ali Shademani.
"Saya rasa orang-orang tidak menyadari betapa beraninya kita," kata spesialis intelijen militer Israel, Miri Eisin kepada The Observer di Inggris.
Ia menambahkan, target harus sepenuhnya menyingkirkan semua perangkat elektronik yang dapat terhubung ke internet untuk menghindari deteksi.
"Kebanyakan orang tidak melepaskan diri dari jaringan," katanya. "Kamu bisa menyerang siapa saja."
"Israel kemungkinan memiliki sekitar 30 hingga 40 sel yang beroperasi di dalam Iran," kata analis pertahanan Hamze Attar kepada Al Jazeera dari Luksemburg,
"Dengan sebagian besar dari mereka terdiri dari kolaborator, bukan agen resmi Israel, yang juga membuat Iran tampak lemah," katanya.
Hamze juga menggambarkan instruksi perakitan yang ditemukan pada perangkat keras yang disita oleh pihak berwenang.
"Beberapa dari sel-sel itu akan bertanggung jawab untuk menyelundupkan senjata dari Israel, yang lain untuk melakukan serangan, dan yang lainnya untuk pengumpulan intelijen," katanya.
Sudah Sejak Lama
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.