Jumat, 7 November 2025

Amnesty Soroti Ketergantungan Pakistan pada Teknologi Pengawasan Tiongkok, Privasi Warga Terancam

Laporan tersebut menuding badan intelijen Pakistan kini mampu memantau jutaan warga melalui sistem penyadapan telepon canggih.

|
Editor: Wahyu Aji
Hasil olah kecerdasan buatan (AI) Copilot
Ilustrasi otoritarianisme digital hasil olah kecerdasan buatan (AI), Minggu (14/9/2025). Foto ini menggambarkan kekuasaan digital yang represif melalui simbol kepalan tangan besar, kamera pengawas yang terbelenggu rantai, dan siluet manusia yang diawasi oleh pancaran sinar merah. Nuansa poster propaganda memberi kesan kuat tentang kontrol, pengawasan, dan hilangnya kebebasan di era digital. 

Langkah tersebut bertepatan dengan pemblokiran lebih dari 650.000 tautan web dan pemadaman internet berkelanjutan di wilayah seperti Balochistan, yang selama bertahun-tahun sudah menghadapi pembatasan digital ketat.

Menurut Freedom House, sedikitnya 18 negara, termasuk Pakistan, Zimbabwe, Uzbekistan, dan Kenya, telah mengadopsi sistem pemantauan cerdas.

Selain itu, 36 negara tercatat menerima pelatihan dalam “bimbingan opini publik”—eufemisme untuk penyensoran.

Pada November 2024, Al Jazeera melaporkan bahwa Pakistan telah meluncurkan firewall internet nasional.

Firewall senilai 20 hingga 30 miliar rupee (setara 72–107 juta dolar AS) itu diuji coba pada pertengahan Juli dan sempat menimbulkan gangguan luas pada layanan internet, terutama WhatsApp. (*)

SUMBER

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved