Sabtu, 1 November 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Putin Pamer Senjata Kiamat Andalan Rusia, Drone Nuklir Poseidon yang Bisa Picu Tsunami Raksasa

Putin pamer drone nuklir Poseidon dan rudal Burevestnik, dua senjata ini disebut bisa picu tsunami radioaktif dan perlombaan senjata nuklir baru.

Tangkap Layar BI/Yahoo/Kredit Foto: Sasha Mordovets/Getty
PUTIN PAMER SENJATA - Presiden Putin pamer drone nuklir Poseidon dan rudal Burevestnik, dua senjata ini disebut bisa picu tsunami radioaktif. Keberhasilan kedua senjata ini dinilai pengamat sebagai pesan strategis Rusia kepada Barat dan berpotensi memicu perlombaan senjata nuklir generasi baru, sehingga keseimbangan kekuatan global semakin rapuh. 
Ringkasan Berita:
  • Rusia sukses uji coba drone bawah laut nuklir Poseidon yang diklaim bisa memicu tsunami radioaktif raksasa bila diledakkan di dekat pantai musuh.
  • Rusia juga mengumumkan keberhasilan uji coba rudal jelajah nuklir Burevestnik yang mampu terbang sejauh 14.000 kilometer dalam 15 jam.
  • Keberhasilan kedua senjata ini dinilai pengamat sebagai pesan strategis Rusia kepada Barat, berpotensi memicu perlombaan senjata nuklir generasi baru.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin secara resmi mengumumkan bahwa negaranya telah berhasil menguji drone bawah air bertenaga nuklir bernama Poseidon.

Uji coba ini disebut menjadi tonggak besar dalam pengembangan senjata strategis Rusia, menandai era baru persenjataan laut bertenaga atom.

Dalam pernyataannya di Moskow pada Rabu (29/10/2025), Putin menyebut bahwa uji coba Poseidon dilakukan menggunakan tenaga nuklir

“Pesawat nirawak bawah air Poseidon diuji coba menggunakan tenaga nuklir untuk pertama kalinya, dan hasilnya sangat sukses. Tak ada sistem di dunia yang mampu mencegatnya,” ujar Putin, mengutip dari ABC News.

Menurut Putin, drone bawah air ini memiliki kecepatan dan kedalaman operasi yang belum pernah dicapai oleh teknologi lain.

Meski reaktor nuklir Poseidon 100 kali lebih kecil dibandingkan reaktor pada kapal selam konvensional, namun drone Poseidon memiliki daya ledak nuklir super besar bahkan melampaui rudal balistik antarbenua Sarmat.

Ukuran kecil itu tidak berarti lemah, justru memberi keunggulan efisiensi dan daya dorong luar biasa tinggi.

Reaktor mini tersebut memungkinkan drone melaju dalam jarak yang sangat jauh dengan kecepatan tinggi, tanpa perlu kembali ke pangkalan untuk pengisian bahan bakar.

“Kekuatan hulu ledak Poseidon jauh melampaui rudal balistik antarbenua Sarmat yang kita miliki,” tambah Putin dengan nada bangga.

Mampu Picu Tsunami Raksasa

Tak hanya itu, Putin juga mengklaim bahwa Poseidon mampu beroperasi di kedalaman laut yang sangat ekstrem, jauh di luar jangkauan teknologi bawah air militer lain yang dimiliki negara manapun saat ini.

Baca juga: Donald Trump Perintahkan Pentagon Uji Coba Senjata Nuklir, Tak Mau Kalah dari Rusia dan China

Kemampuan tersebut membuat Poseidon menjadi senjata strategis laut dalam yang bisa berfungsi sebagai alat balasan nuklir otomatis terhadap musuh, bahkan jika Rusia dalam keadaan lumpuh akibat serangan besar.

“Drone bawah air ini memiliki kecepatan dan kedalaman operasi yang belum pernah dicapai oleh teknologi lain. Tidak ada sistem pertahanan di dunia yang dapat mencegatnya,” tegas Putin.

Lebih dari sekadar alat serang militer, Poseidon disebut mampu menciptakan tsunami raksasa radioaktif jika diledakkan di perairan dekat pantai musuh.

Menurut laporan media Rusia, skenario ini dapat menghasilkan gelombang laut setinggi puluhan meter yang menyapu kota pesisir, menghancurkan infrastruktur vital, dan menyebarkan kontaminasi radiasi dalam skala luas.

Analisis militer menyebut, efek ledakan Poseidon bisa mengubah laut menjadi zona mati radiasi selama bertahun-tahun.

Inilah alasan mengapa para pengamat menjulukinya “senjata kiamat” (doomsday weapon).

Keberhasilan uji coba drone nuklir Poseidon menandai lompatan besar dalam teknologi militer Rusia.

Dengan kecepatan, kedalaman, dan daya ledak yang luar biasa, senjata ini bukan hanya simbol kekuatan, tetapi juga peringatan global akan bahaya perlombaan senjata nuklir generasi baru.

Rudal Burevestnik: Pendamping Kekuatan Poseidon

Selain Poseidon, dalam kesempatan itu Putin juga mengungkap detail baru soal rudal jelajah nuklir Burevestnik.

Burevestnik sendiri dirancang sebagai rudal jelajah strategis bertenaga nuklir dengan jangkauan global, yang dapat membawa hulu ledak nuklir berdaya ledak besar.

Senjata ini memungkinkan Rusia menyerang target di belahan dunia manapun tanpa perlu menggunakan peluncur antarbenua konvensional.

Kepala militer Rusia, Jenderal Valery Gerasimov, melaporkan bahwa uji coba Burevestnik pada 21 Oktober 2025 berjalan sukses.

Rudal itu menempuh jarak 14.000 kilometer dalam waktu 15 jam penerbangan, sekaligus menunjukkan kemampuan tinggi dalam menghindari sistem pertahanan udara modern.

“Selama pengujian, Burevestnik menunjukkan kemampuan tinggi dalam melakukan manuver kompleks untuk menghindari sistem pertahanan udara dan rudal lawan,” ujar Gerasimov.

Keberhasilan ini memperkuat klaim Rusia bahwa Burevestnik mampu menembus sistem pertahanan udara generasi terbaru milik NATO dan Amerika Serikat, termasuk radar canggih dan interceptor hipersonik.

Ancaman Global

Uji coba sukses senjata nuklir terbaru Rusia, yakni drone bawah laut Poseidon dan rudal jelajah Burevestnik, memicu perhatian serius dari kalangan pengamat militer internasional.

Keberhasilan dua proyek senjata berteknologi tinggi itu dinilai sebagai pesan strategis Rusia kepada Barat.

Terutama Amerika Serikat (AS) dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), bahwa keseimbangan kekuatan global kini berada di titik yang paling rapuh sejak berakhirnya Perang Dingin.

Para analis menilai bahwa keberhasilan Rusia menguji dua sistem senjata bertenaga nuklir ini bukan sekadar demonstrasi teknologi, tetapi juga pernyataan politik keras.

Langkah tersebut menunjukkan bahwa Moskow masih memiliki kemampuan militer dan ilmiah yang dapat menandingi Barat, meski tengah menghadapi tekanan ekonomi dan sanksi internasional.

Dengan uji coba ini, Rusia diyakini tengah memperkuat posisi tawarnya dalam konflik geopolitik yang melibatkan Ukraina dan NATO.

Sejumlah pakar pertahanan juga memperingatkan bahwa kesuksesan uji coba Poseidon dan Burevestnik bisa menjadi pemicu perlombaan senjata nuklir generasi baru.

Negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan bahkan beberapa negara Eropa kemungkinan akan mempercepat pengembangan sistem persenjataan nuklir canggih untuk menandingi kemajuan Rusia.

Kondisi ini dikhawatirkan dapat menghidupkan kembali atmosfer ketegangan global seperti masa Perang Dingin, di mana negara-negara adidaya berlomba mengembangkan senjata penghancur massal dengan daya hancur yang semakin besar dan tak terduga.

(Tribunnews.com / Namira)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved