Warga Washington Terjangkit Virus yang Belum Pernah Ditemukan pada Manusia Sebelumnya
Seorang lansia di Washington dirawat dengan gejala parah dan terkonfirmasi terinfeksi flu burung H5N5, yang sebelumnya hanya ditemukan pada hewan.
Belum jelas bagaimana pasien terinfeksi, namun pejabat kesehatan mengatakan kemungkinan besar terkait paparan unggas liar atau domestik.
Pasien diketahui memiliki kawanan unggas domestik di halaman rumahnya dan sempat melakukan kontak dengan burung liar sebelum terinfeksi.
Dua burung dalam kawanan tersebut, mati beberapa minggu sebelumnya akibat penyakit yang belum teridentifikasi, meski burung lainnya masih sehat.
Virus kemungkinan menular melalui air liur, kotoran unggas yang terinfeksi, atau kontak langsung dengan bangkai burung.
Pejabat telah melakukan pelacakan kontak dan menguji individu lain yang menunjukkan gejala.
Dr. Angela Rasmussen, ahli virologi di Kanada, memperingatkan melalui X:
“Ini bukan H5N1, ini H5N5, tetapi hal itu tidak membuat saya tenang. Ini adalah hasil penyortiran ulang virus yang cukup untuk membuat seseorang dirawat di rumah sakit. Ini tidak dapat diprediksi.”
“Saya berharap para ahli epidemiologi sedang menyelidiki siapa saja yang mungkin terpapar, sehingga investigasi dan pengendalian wabah dapat dilakukan dengan tepat.”
Dr. William Schaffner, pakar penyakit menular di Tennessee, mengatakan kepada Newsweek:
“Infeksi flu burung H5N5 kemungkinan merupakan kejadian langka yang tidak berdampak luas bagi masyarakat umum.”
Para ahli memperingatkan bahwa kasus flu burung biasanya meningkat pada periode migrasi burung liar, yang berpotensi membawa virus ke wilayah baru.
Masih ada kekhawatiran bahwa virus ini dapat bermutasi sehingga mampu menyebar antar-manusia, yang berpotensi memicu wabah baru layaknya pandemi Covid-19.
Baca juga: Kemenkes Keluarkan Surat Edaran Tingkatkan Kesiapsiagaan Hadapi Flu Burung
CDC menyatakan secara daring bahwa risiko flu burung bagi masyarakat umum tetap rendah.
“Flu burung H5 tersebar luas pada burung liar di seluruh dunia dan menyebabkan wabah pada unggas serta sapi perah di AS, dengan beberapa kasus baru-baru ini pada pekerja peternakan,” tulis CDC.
“Meskipun risiko bagi kesehatan masyarakat saat ini rendah, CDC memantau situasi dengan cermat dan bekerja sama dengan negara bagian untuk memonitor orang-orang yang terpapar hewan.”
| Respons Kuasa Hukum Ammar Zoni usai Eksepsi Ditolak Jaksa Penuntut Umum |
|
|---|
| 20 Link Twibbon Hari Pohon Sedunia 2025, Dilengkapi Cara Buat & Bagikan di Media Sosial |
|
|---|
| Sosok Ira Puspadewi, Mantan Dirut ASDP Divonis 4,5 Tahun Penjara |
|
|---|
| Junta Myanmar Gerebek Markas Scam di Perbatasan Thailand: 346 WNA Ditangkap, 10.000 Ponsel Disita |
|
|---|
| Uang Saweran Hasil Nge-DJ Diambil Lisa Mariana, Dinar Candy Beri Respons Santai: Biarin Aja |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.