Sabtu, 22 November 2025

Ekosistem Kesehatan Asean Didorong Makin Terintegrasi Secara Digital

Maheshwara menegaskan bahwa digitalisasi merupakan fondasi utama masa depan kesehatan Asean.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
ISTIMEWA
PEMBANGUNAN KESEHATAN ASEAN - Dr. Maheshwara Rao a/l Appannan dari Senior Officials’ Meeting on Health Development (SOMHD) Malaysia saat menerima rekomendasi kebijakan digital health dari Pijar Foundation dan Asean Business Advisory Council (Asean BAC). Malaysia sebagai Ketua Pilar Kesehatan Asean 2025–2026 akan memimpin penyusunan Asean Post-2025 Health Development Agenda (APHDA) sebagai arah pembangunan kesehatan kawasan. 

 

Ringkasan Berita:
  • ASEAN mempercepat digitalisasi kesehatan sebagai respons atas kelemahan sistem saat pandemi.
  • Pijar Foundation dan Asean BAC menyerahkan rekomendasi regional untuk memperkuat kolaborasi, talenta, dan infrastruktur digital health. 
  • Transformasi ini diharapkan membangun ekosistem kesehatan ASEAN yang lebih tangguh dan terintegrasi.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Digitalisasi kini menempati posisi strategis dalam memperkuat ketahanan sistem kesehatan di kawasan Asia Tenggara menuju Asean Community Vision 2045.

Pengalaman selama pandemi COVID-19 menunjukkan bahwa minimnya integrasi data lintas negara, lemahnya infrastruktur digital, serta keterbatasan akses teknologi kesehatan dapat memperlambat respons darurat dan menghambat pelayanan esensial.

Kesadaran tersebut mendorong percepatan transformasi kesehatan digital di tingkat kawasan.

Baca juga: Dorong Transformasi Digital, Perusahaan Teknologi RI Ekspansi ke 4 Negara ASEAN

Pernyataan ini disampaikan Dr. Maheshwara Rao a/l Appannan dari Senior Officials’ Meeting on Health Development (SOMHD) Malaysia saat menerima rekomendasi kebijakan digital health dari Pijar Foundation dan Asean Business Advisory Council (Asean BAC).

Malaysia sebagai Ketua Pilar Kesehatan Asean 2025–2026 akan memimpin penyusunan Asean Post-2025 Health Development Agenda (APHDA) sebagai arah pembangunan kesehatan kawasan.

Maheshwara menegaskan bahwa digitalisasi merupakan fondasi utama masa depan kesehatan Asean.

Ia menekankan bahwa inovasi teknologi kesehatan harus berangkat dari kebutuhan masyarakat, bukan sekadar mengikuti perkembangan teknologi.

“Sering kali kita melupakan peran pengguna dalam proses desain sistem, dan solusi digital health harus berangkat dari kebutuhan masyarakat agar membawa kemajuan, bukan ketakutan,” ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip, Sabtu (22/11/2025).

Kolaborasi Regional untuk Sistem Kesehatan Digital11

 

Rekomendasi digital health bertajuk “Asean’s Digital Health Future: Catalysing Regional Collaboration and Resilience Through Digital Innovation” diluncurkan dalam acara “Catalysing Digital Health Collaboration for a Healthy Asean 2045”, bagian dari program Global Future Fellows (GFF) 2025.

Acara tersebut mempertemukan pembuat kebijakan, inovator, akademisi, dan pemimpin kesehatan dari negara-negara Asean termasuk Timor-Leste untuk membahas integrasi sistem kesehatan digital kawasan.

Direktur Eksekutif Pijar Foundation, Cazadira Fediva Tamzil, menegaskan bahwa transformasi digital merupakan prasyarat penting untuk mewujudkan visi Asean 2045 yang inklusif dan berdaya saing.

Ia menyatakan bahwa GFF mendorong lahirnya pemimpin katalitik yang mampu menghubungkan sektor kesehatan, teknologi, dan kebijakan, serta memperkuat arsitektur regional seperti pusat pembelajaran, scorecard kesiapan negara, dan kerangka talenta digital health.

Fondasi Talent Pool dan Standarisasi Kawasan

 

Rekomendasi tersebut disusun oleh Fellows asal berbagai negara Asean melalui riset lapangan, konsultasi pakar, dan dialog kebijakan selama enam bulan di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura.

Studi mereka menegaskan pentingnya pembangunan arsitektur regional yang mencakup interoperabilitas data, standarisasi layanan, keamanan informasi, dan penguatan talenta digital kesehatan.

Asean BAC menekankan bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci percepatan inovasi kesehatan digital yang merata di seluruh kawasan.

Executive Director Asean BAC, Rifki Weno, menyatakan bahwa integrasi regional hanya dapat terwujud jika negara-negara ASEAN menjadikan kolaborasi sebagai standar.

“Jika Asean ingin memimpin, inovasi harus dilakukan secara sadar dan kolaborasi harus menjadi standar,” tegasnya.

 

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved