Virus Corona
Mengenal Terapi Plasma Convalesen dan Sang Inisiatornya, Dokter Theresia Monica Rahardjo
dr Theresia Monica Rahardjo SpAn KIC MSi mengatakan, banyak informasi keliru mengenai terapi plasma konvaesen yang beredar du masyarakat.
Penulis:
Dennis Destryawan
Editor:
Choirul Arifin
Kemungkinan lebih besar dan lebih lama. Satu-satunya yang harus kita lakukan adalah bertahan. Melakukan prokes dan melaksanakan vaksinasi. Bagi komorbid yang positif salah satunya dengan terapi plasma.
Anda bisa estimasi gelombang kedua berapa lama?
Nanti saya diserang oleh epidimiolog hehe..
Kita mau tidak mau harus bertahan karena pada umumnya, gelombang kedua itu lebih lama. Kita sudah masuk periode kita harus bertahan.
Bisa Anda ceritakan soal plasma konvalesen itu apa?
Artinya itu plasma sembuh. Nah terapi plasma konvalesen itu merupakan teknik memindahkan antibodi dari penyintas covid ke pasien covid yang masih sakit. Intinya booster antibodi atau antibodi instan.
Apa yang perlu diperhatikan untuk plasma?
Memang agak ruwet. Pertama itu kalau kita kena (Covid-19) kita harus ingatpunya penyakit bawaan atau tidak. Kalau ada itu lebih hati-hati.
Apalagi kalau ada demam tidak turun-turun sampai seminggu. Dari pihak keluarga harus hati--hati juga. Saya pengalaman dengan suami. Mulailah cari kamar dulu.
Kalau tidak dapat, tidak bisa terapi plasma. Itu hanya bisa dilakukan di rumah sakit.
Kedua, kalau sudah dapat kamar atau tempat di rumah sakit, baru kita harus mendapatkan surat perhomonan plasma konvalesen ke PMI oleh dokter yang merawat.
Istilah kerennya dokter penanggungjawab pasien (DPJP). Dokter itu harus mengeluarkan surat ke PMI.
Kalau sudah dapat surat, surat fisiknya dimasukkan ke PMI.
Setelah itu mengantre. Kalau ternyata surat pas dimasukan ke PMI ada plasma golongan itu, surat dan contoh darah dimasukkan.
Plasma yang sudah cocok dengan golongan darah yang sama langsung dibawa ke rumah sakit diberikan ke pasien.